Minggu, 02 Oktober 2011

Seks dan Hujan

Hujan, suasana ketika jutaan titik air tercurah membasahi bumi. Membawa kesejukan dan kedamaian bahkan terkadang membawa keromantisan bagi meraka yang sudah memilliki pacar, kekasih ataupun suami/istri.

Hujan juga mampu meredakan emosi dan ketegangan syaraf otak. Suara tetesan airnya pun seolah menghipnotis dan membuat rileks, nyaman dan tenang.

Suasana ketika hujan, bagiku pribadi, mampu membangkitkan rasa kangen,  imajinasi, sampai nafsu dalam pikiran. Karena entah kenapa, setiap hujan selalu memiliki kesan yang berbeda-beda.

Ketika aku seorang diri, guyuran hujan terkadang membawaku mengenang masa lalu. kenangan ketika aku masih muda, aku yang masih penasaran akan segala sesuatu, aku yang masih pengen tahu akan semuanya, dan aku bego yang masih sering dibohongin cowo atau om-om genit.

Ketika bersama teman, tetesan hujan pun mampu mengundang eratnya persahabatan, gurauan canda yang mampu menghilangkan sedikit kepenatan akan segala aktifitas harian. Stres karena mengurus keluarga, kuliah, atau pun kerjaan, mampu lenyap seketika begitu melihat deerasnya hujan yang turun membasahi bumi.  Terlebih, jika menikmati hujan dengan ditambahkan secangkir coklat hangat, bener-benar surga dunia.


Dan ketika bersama orang yang disayang (ini yang paling kusuka), hujan mampu membawa keromantisan yang (ujung-ujungnya) selalu berakhir dengan desahan kenikmatan. Tak peduli kapanpun dan dimanapun.


Gairah seks di musim penghujan, bagi mia, benar-benar meningkat dengan drastisnya, terlebih jika hujannya turun di awal senja atau malam hari. Selalu bisa membuatku ‘membasah’

Hawa dingin, suara tetesan air dan suasana gemuruh hujan, mampu memberikan sensasi seks tersendiri. Mendesah, melenguh bahkan berteriakpun, sepertinya mampu tersamarkan jika dilakukan dalam guyuran derasnya hujan.

Bahkan dulu, sewaktu masih pacaran, aku sempat beberapa kali menikmati serunya seks dibawah guyuran hujan. Yup. Seks bebas yang hanya diatapi oleh langit kelabu jakarta.

Memang sih hujan di jakarta itu tak bagus untuk badan, karena banyak mengandung asam dan unsur berbahaya lain yang turut larut dalam air hujan melalui polusi udara. Tapi what the hell. Kalo udah terlanjur nafsu, semua bisa terjadi.

Waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, tanda waktu kuliah telah usai. Dengan rasa malas yang amat sangat, kulangkahkan kaki jenjangku keluar kelas, menuju tempat parkir dimana pacarku menunggu dengan setia. Kuturuni satu persatu anak tangga, sampai tak lama kemudian tak terasa, aku telah tiba di halaman parkir.

Kulihat dari kejauhan, cowo gondrongku duduk di bangku semen area parkir, sambil sesekali menatap genit kearah cewe-cewe yang sedang latihan basket. Mulutnya terkadang tersenyum ketika ada cewe yang menatap manja kearahnya. Bahkan terkadang, aku lihat ia sedang meneriaki salah seorang cewe, yah sekedar mencemooh atau memberikan semangat.


Kuakui, ia memang tampan. Tubuhnya tinggi, atletis, putih, dan memiliki senyum menawan dengan lesung pipi di kedua ujung bibirnya. Tak susah baginya untuk menggaet salah satu atau beberapa cewe yang sedang latihan basket didepannya. Tapi entah kenapa, walau tanpa status jelas dariku, ia masih saja mengejar-mengejar cintaku yang sudah lama hilang darinya.


Sesekali dari bibir tipisnya, tersembur asap putih yang aku sama sekali tak suka.

Aku benci asap rokok.

“Say...” ucapku lemas...”yuk pulang...” ucapku tak semangat sambil memandang rendah ke arahnya. Sumpah aku benar-benar ga suka melihat cowo perokok.

Terkaget karena melihatku yang tiba-tiba sudah ada didekatnya membuat dia sedikit gugup. Buru-buru ia mematikan rokok yang terselip di jemarinya. Membuang untungnya ke semak-semak dan langsung memberiku helm hitam yang sedari awal selalu menggantung di tasnya.
“capek banget ya mi?” tanyanya mencoba mengalihkan mood jelekku..
“pulang yuk... mia capek”

Segera saja, cowo gondrongku, panggil saja gody, berlari ketempat motornya berada dan langsung kembali ke tempatku.


“Lets go sayang... kita terbang..” kalimat andalannya ketika menyuruhku tuk segera naek ke salah satu motor kesayangannya. Kawasaki 250 cc berwarna hitam putih dengan stripping emas menyala.

Segera saja ku pasang helm hitamku, memegang pundak kirinya, dan kuangkat badanku. Tak lama, pantat semokku pun sudah bertengger rapi di jok motor gody.

“BRUUMMM..BRUMMM...” suara knalpot motornya, yang seolah sengaja digeber untuk pamit pada cewek-cewek yang sedang latihan basket.


Dan benar, beberapa dari mereka melambaikan tangan ke arah kami.
“Dasar cewe gatel..” batinku dalam hati.

Tak beberapa lama, kamipun sudah berpacu dalam kemacetan jalan jakarta. Kawasaki, motor gembul yang aku pikir tak mampu menyelip diantara padatnya jakarta, ternyata cukup lincah juga. Atau mungkin karena jokinya handal?

Kupeluk erat tubuh atletis gody dan kutempelkan payudaraku lekat-lekat di punggungnya.

“Aku sayang kamu say...” bisikku sambil terus mendekapnya erat.

Mendengar pujianku, gody semakin memperkencang geberan motornya.  Macetnya kendaraan di Jam pulang kantor sepertinya tak mengurangi keahliannya meliukkan badan motor gembulnya.

“BRUUMM.... CKLEK CKLEK CKLEK....BRUUUMMM....”
Suara knalpot yang berisik, suara shifting gear, dan suara decitan rem terkadang terdengar begitu seksi di telingaku. Tak jarang hal-hal sepele itu mampu membuatku menjadi horny. Dan benar, gerakan jemari kirinya ketika menarik tuas kopling, serta cukitan kaki kiri dalam mengoperasikan gear, membuatku vaginaku mulai berdenyut. Ditambah lagi goncangan-goncangan jalan kasar jakarta yang juga membuat payudara berguncang mulai menggelitik putingku.


“sayang.. aku sange.. cepetan pulang yuk...” desahku manja..

“BRUUUUUUMMMMMM....” tanpa diminta dua kali, gody langsung menggeber motornya kencang-kencang.

Sumpah, tak tahu kenapa, sore itu, nafsuku mendadak keluar dengan dahsyatnya.
Namun ditengah pengejaran nafsu kami di tengah kemacetan jalan jakarta, tiba-tiba terdengar suara petir menyambar dengan kencangnya. Dan tak lama kemudian, ribuan butir air, turun membasahi bumi.

“yahh... hujan... kita nepi bentar ya mi...” ujar gody.

Buru-buru, gody langsung mencari tempat untuk berteduh. Beberapa halte dan canopy toko kosong sudah terlihat penuh oleh para peneduh, sampai tak lama, kami menemukan ruko yang masih sepi dari peneduh.

“tunggu sebentar ya... kayaknya hujannya nggak lama kok..” tenang gody sambil menepikan motornya.

Ku angkat pantat semokku dan mencoba untuk turun. Kuperiksa seluruh bajuku dari tetesan hujan.

“Damn....!!” ujarku sengit. Belakang punggung jaketku belepotan lumpur, padahal jaket ini baru 2 kali pakai.
 Wajar saja belakang punggungku terkena lumpur, karena gody sengaja melepas spakbor bawaan motornya, sehingga semua genangan jalan bisa muncrat naik dari ban belakang motornya.

Kesel sekali rasanya.

Tak berapa lama, pengendara motor lain mulai ikut meneduh di tempat kami berteduh. Hingga dalam waktu sebentar saja, tempat kami berteduh mulai penuh sesak.

Aku benci suasana ini. Kepenuh sesakkan orang seperti ini selalu membuatku pengap. Aroma parfum dan keringat orang pulang kantor, berputar putar di bawah kanopy sempit ruko kosong ini, dan perlahan membuatku mulai mual.


bentar ya hubby pulang.

1 komentar:

MCBLSTRG mengatakan...

Buat kamu yang gak punya pulsa. Ingin pulsa gratisan? Gabung fanspage facebook Aku Gak Punya Pulsa di

http://www.facebook.com/AkuGakPunyaPulsa

Ceritakan kenapa kamu gak punya pulsa dan dapetin isi ulang pulsa untuk semua operator.

Sebarkan dan buktikan rezeki pulsa bisa kamu dapatkan. Ayo gabung!

Totally Supported by KartuMerah

Posting Komentar

 
;