Selasa, 27 September 2011

Bosannya Belajar




Ngantuk. Itulah yang saat ini aku dan beberapa temanku rasakan pagi ini. Bukan karena jadwal kuliah pagi yang masih deket dengan jam tidur mahasiswanya, melainkan karena materi yang dibawakan oleh tenaga pengajarnya.

Belajar, memang aktifitas yang sangat membosankan dan melelahkan. Terlebih lagi jika dosen/guru/mentornya (maaf) bertampang culun, ga bersih, kusem, kumel, dan lagi ga mengerti akan materi yang dibawakan. Sumpah, terkadang aku pengen dapet guyuran aer seember, atow siraman sperma segayung. Karena mia pikir, hal itu hanya buang-buang waktu saja.

Coba bayangkan, mata pelajaran kuliahnya sudah susah, lalu pengajarnya galak dan kurang mengusai materi. atow  pengajarnya kurang mengerti cara memberikan pengajaran yang bagus. 


Gimana siswa-siswinya bisa ngerti? Siswa-siswinya keburu jiper duluan melihat pengajar mereka.

Melihat hal seperti ini, mia jadi inget beberapa tahun lalu. Ketika mia sedang duduk di bangku SMA. Ada dua orang guru yang aku anggap sukses mengajarkan para muridnya dengan baik. Yah walaupun aku bukan siswa terpandai se-sekolahan, tapi paling nggak aku mengerti dan faham akan mata pelajaran yang dia berikan. Bahkan hal ini bukan terjadi hanya pada aku seorang, murid-murid lainnya pun merasakan hal yang hampir sama.

Dengan diajar oleh guru ini, mereka merasa lebih pandai daripada jika diajar dengan guru yang lain.

Emang apa sih kelebihan dari dua guru ini?

Oke, aku bakal ceritakan satu persatu keunikan dari masing-masing guru.

Sebut saja guru pertama ini dengan nama “Pak Guru Alex / PGA”

Pak Guru Alex, atow PGA, mempunyai cara pembelajaran yg unix. Dia selalu mengajar dengan membawa voucher makan atow voucher pulsa ke setiap kelas yang dia ajarkan. Namun kejelekannya, dia paling sering memberikan tes, ulangan dan kuis diantara guru-guru lainnya.

Hmm.. voucher makan dan coucher pulsa? Apa hubungannya?

Gini. PGA, selalu membagi para siswanya menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok diisikan sekitar 5 - 6 orang. jadi setiap kelas, bisa terdiri dari 6 - 7 kelompok. Yang membikin menarik adalah, jika dia mengadakan ulangan / kuis, tiap kelompok yang memperoleh total score paling tinggi diantara kelompok laennya dikelas, dia bakal memberikan reward voucher makan ke tiap-tiap anggota kelompok tersebut.

Dan tiap kelompok yang memiliki score paling tinggi se-sekolahan, tiap-tiap anggota kelompoknya bakal dapet hadiah berupa voucher pulsa.


Uniknya, semua itu dilakukan oleh PGA ditiap minggunya.

Menarik bukan? Yah walaupun waktu itu voucher yang dikasih hanyalah berupa voucher dengan nilai nominal yang kecil, toh para siswanya terbukti sangat antusias dengan sistem pembelajaran yang diterapkan oleh PGA. Selain itu, tiap kelompok yang paling berprestasi, mendapat posisi paling atas di mading sekolahan. SEMANGAT..


* aku baru tahu jika voucher makan yang diberikan PGA adalah voucher untuk makan di salah satu caffenya :D


Oke, selanjutnya, untuk guru yang kedua, sebut saja dengan “Ibu Guru Citra / IGC”

Cara pembelajaran Ibu Guru Citra / IGC, menurut mia juga cukup unik. Walau prestasi yang dihasilkan oleh para siswanya tak sedahsyat jika dibandingkan dengan prestasi siswa PGA, prestasi murid IGC ini cukup menarik perhatian.


Kenapa kok bisa menarik perhatian? IBC sering bersolek.
YUP. IBC adalah kembang sekolahan tempat mia sekolahan dulu.

Hmmm...  kalian pasti berpikir, sepertinya IBC ini hanya digandrungi oleh para siswa saja ya? Weits. Jangan salah, siswi-siswinya juga sangat tertarik dengan cara pembelajaran ibu guru satu ini.  


Okelah, jika untuk para cowok, IBC mampu memberikan ‘semangat’ baru dalam cara belajar mereka karena kemolekan tubuhnya. Kecantikan dan kebahenolan IGC mampu menghipnotis murid-murid cowonya ke hal yang positif, yang mana hal itu sangat baik buat prestasi murid-muridnya.

Namun gimana cara mendapat perhatian siswi cewe? Yang mereka sama sekali tak tertarik dengan kecantikan dan kemolekan wanita? 
Caranya adalah dengan.... IBC, selalu mengedepankan moto “ Women Leaders..” 


Dia selalu memberikan trik dan tips untuk siswi-siswinya supaya jangan mau kalah oleh cowo. Selalu ngasih tips-tips penting tentang cara berpakaian, cara berdandan, cara menaklukan gebetan, dan yang paling penting, cara membikin cowo bertekuk lutut. 
* Tentu saja yang diajarkan waktu itu jauh banget dengan hal yang namanya seks.

Selain itu, dia sangat berusaha untuk mendekatkan diri dengan semua muridnya. Dia sering nongkrong ama kami-kami, dia sering ngajak kami jalan-jalan, dan dia memperbolehkan siswa-siswinya dateng kerumahnya.

Mungkin kalian berpikir, IBC bisa melakukan hal ini karena dia masih single? NOPE, kalian salah besar, karena waktu itu, dia sudah bersuami dan beranak 2. WOW.

Prestasi anak belajarnya, aku anggap cukup berhasil, karena selain memperoleh ilmu akademis yang cukup baik, selain itu, siswinya pun mendapat banyak masukan dari jutaan pengalaman beliau sebagai wanita penakluk pria.

Berpikir kreatif, hal itu lah yang seharusnya perlu diterapkan oleh para pengajar-pengajar kita saat ini. Karena selama aku mendapat pengajaran dari orang lain (selain PGA dan IBC), tak ada nilai lebih dari mereka. Kebanyakan pengajar tuh memiliki pola pikir yang sama. Datang ke kelas, memberikan materi, memberikan test, pulang. Dah itu saja.

Mereka kebanyakan hanya memberikan materi-materi yang sudah lama diterapkan dari tahun ketahun. Sama, serupa, dan tanpa ada modifikasi sama sekali. Bah!! Membosankan.

Padahal khan, jika para siswanya pintar, toh mereka-mereka juga yang bangga.

Orang tua muridnya pun juga dapat merasakan hal yang serupa, bangga akan kepandaian anak-anaknya. Guru sering mendapat pujian, parsel-parsel bisa berdatangan dari para orang tua murid, pamor sekolah naik, dan ujung-ujungnya banyak orang tua murid lainnya yang menginginkan supaya anaknya juga dapat bersekolah disitu.

Dan, intinya dari tulisan mia kali ini adalah, Pendidikan pun perlu pembaharauan.

Udah ah, temen-temenku udah pada cabut, kelas bubar...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;