Rabu, 19 Oktober 2011

Menikah Muda. Kenapa Tidak?

Usia pernikahan menurut UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan mensyaratkan perempuan minimal berusia 16 tahun dan laki-laki berusia 19 tahun pada saat menikah. Dan apabila 'terpaksa' menikah di bawah batas usia minimal, maka harus mendapat dispensasi dari Pengadilan Negeri.

Jika kita melihat dimedia, baik cetak maupun elektronik, ada sebuah fenomena yang seolah kembali ke beberapa waktu dulu. Dimana ada kecenderungan dari remaja masa kini yang menjadi seperti jaman kakek nenek kita dulu. Yup, mereka memutuskan untuk menikah muda.

Cobalah kalian juga mengamati. Siapa diantara teman kalian yang sudah berkeluarga saat ini? Dan apa yang menjadi alasan mereka untuk dapat melakukan pernikahan usia dini?

Jawabannya pasti beragam. Namun dari keragaman jawaban-jawaban mereka, dapat ditarik satu kesimpulan. Mereka mencoba untuk berani dalam mengambil jalan hidup.

Kadang aku juga mencari jawaban pasti, apa sih alasan terlogisku untuk menikah di usia yang cukup terbilang muda?

Di usia 21 tahun itu, aku memutuskan untuk mengakhiri masa lajangku.
Di usia 21 tahun itu, aku lebih memilih untuk dapat berpikir lebih dewasa.
Dan di usia 21 tahun itu, aku mencoba untuk membuka dan menjalani lembaran kehidupan baruku sebagai wanita, yang jauh lebih sempurna daripada wanita-wanita seusiaku.

Menjadi seorang istri.

Menikah di usia muda. Tak ada yang menyalahkan, dan tak ada pula yang membenarkan. Semua kembali ke pemikiran mereka masing-masing.

Walau begitu, banyak dari masyarakat yang beranggapan negatif kepada para pelaku penikahan dini. Hamil di usia muda-lah, orang tua yang takut jika anak wanitanya gak laku-lah, orang tua yang menjual anak wanitanya-lah, dan berbagai alasan-alasan aneh lainnya.

Aku, sebagai pelaku pernikahan dini, sama sekali tak memikirkan anggapan masyarakat itu sebagai suatu masalah / beban / hambatan. Masa BODOH!

Aku tak peduli akan semua pemikiran mereka. Toh bagiku ada banyak sekali keuntungan yang bisa aku dapatkan jika aku menikah muda.

Ini hidupku, ini pernikahanku, dan ini rumah tanggaku. Persetan dengan mereka. Toh apa yang aku lakukan sama sekali tak meminta pertolongan mereka.

*menghirup nafas dalam-dalam, dan mulai melanjutkan mengetik


Sebenarnya nikah muda itu apa sih?
Menikah muda adalah, menikah di usia muda. Hahaha. Aku sendiri kurang mampu menjelaskan mengenai hal ini, karena setelah beberapa saat aku berpikir, aku tak menemukan penjelasan ataw makna dari kata menikah muda.

Umur berapa yang dapat dikatakan sebagai nikah muda?
Menurutku, tak ada patokan pasti yang bisa menjelaskan, di usia berapa seseorang bisa dikatakan sebagai pasangan nikah muda. Karena semuanya tergantung pada anggapan yang umum di masyarakat.

Misalnya, jika kita melihat ke lingkungan sekitar, pernikahan yang dilakukan di usia 17 atau setelah lulus SMA, adalah termasuk ke dalam usia pernikahan muda. Padahal jika kita menengok sedikit kebelakang, ke era remaja kakek atau nenek kita, pernikahan di usia 17 tahun tuh merupakan usia yang sangat pas. Itu karena, di zaman mereka, kebanyakan dari teman sepantaran mereka sudah menikah, bahkan tak jarang ada yang menikah ketika baru saja mengalami menstruasi pertama, yah sekitar usia 14-15an.

Setelah era pernikahan di usia 15-17 tahun, entah kenapa, lama kelamaan, usia pernikahan remaja mundur ke angka 20 tahunan. Bahkan tak jarang yang menikah di usia 20 tahunan akhir, yah sekitar 25-30 tahunan.

Dan, seolah mengalami pengulangan, saat ini usia pernikahan kembali lagi seperti ke zaman kake nenek kita, menikah di usia awal 20an.

Banyak sekali anggapan miring tentang menikah di usia muda. Entah siapa yang memulai tentang pemikiran aneh tersebut. Karena sampai detik ini, banyak dari kalangan muda-mudi yang berpikiran sebelah mata mengenai pernikahan usia muda ini. Memang, ada beberapa pernikahan muda yang kandas di tengah jalan, namun tidak sedikit juga yang bisa langgeng hingga puluhan tahun.

Menikah muda sepertinya bukanlah karena ‘sudah jaman’ atau ‘tidak jaman’ lagi, namun lebih pada pilihan seseorang.

Okelah, aku pikir cukuplah pembahasan-pembahasan mengenai pernikahan di usia muda, sekarang yang pengen aku lakuin adalah, aku ingin share ke kalian mengenai nikah di usia muda.


Menikah muda, dapat menghindarkan diri dari dosa.
Ada banyak dosa yang dapat dirubah menjadi pahala ketika kita menikah. Salah satunya adalah dosa zinah.

Syapa sih jaman sekarang yang tak melakukan zinah? Mulai dari anak SMP sampe kakek nenek pun banyak yang dari mereka yang melakukan zinah. Zinah mata (flirting), zinah mulut ( kissing) sampai zinah badan (f*cking) adalah beberapa zinah yang dapat kita hindari jika kita sudah memiliki pasangan resmi.

Menikah muda, dapat melatih kita dalam mengambil keputusan
Sebagai seorang wanita, tak jarang aku merasa bimbang, bingung, dan plin plan ketika memutuskan suatu perkara.  Namun begitu aku telah memiliki pendamping hidup, semua kebingungan itu seolah sirna. Suami mampu memberikan pandangan yang berbeda tentang segala macam persoalan dan kendala hidupku.

Seorang suami dalam membantu memutuskan perkara dapat di ibaratkan menjadi beberapa sosok. Sebagai sosok pendamping hidup, sosok dengan jenis kelamin yang berbeda, sosok teman, bahkan hingga sebagai sosok musuh. Semua masukan dapat kemukakan, tanpa kita harus merasa tersinggung.

Menikah muda, memberikan banyak waktu buat kita untuk menata hidup.
Jika bisa menikah cepat, buat apa menunggu lama-lama?

Sebenarnya, dulu ketika kita masih kecil, ada hal yang sangat ingin segera aku lakukan namun belum sampai terpikirkan saat itu. Yup bermain permainan mengatur rumah tangga. Bermain-main miniatur perabotan rumah, boneka, baju, masak-masakan, dan segala permainan anak kecil lainnya.  

Apakah kalian tahu? Jika itu adalah permainan awal yang mengenalkan remaja putri akan serunya membina rumah tangga. Dan ketika ada kesempatan untuk bisa mendapat semua itu (pernikahan dan berumah tangga) di usia dini, kenapa harus kita sia-siakan?

Siapa bilang, jika menikah muda, banyak waktu kita yang bakal terbuang?
Yang berkata seperti itu hanyalah orang yang kurang mensyukuri apa yang telah ia peroleh.

Tak bisa jalan-jalan, tak bisa hura-hura, tak bisa kongkow? Menurutku, semua itu salah. Karena semua hal ‘senang-senang’ itu masih dapat dilakukan tanpa ada sebuah hambatan. Ketika aku telah menikah, aku masih bisa jalan-jalan, aku masih bisa bersenang-senang dengan teman sepantaranku, dan aku juga masih bisa menuntut kuliah.

Menikah muda, memberikan banyak rejeki
Percaya atow tidak, yang maha kuasa telah menetapkan acuan baku tentang rejeki kepada makhluk ciptaanNya, dalam hal ini, rejeki pasangan suami istri.

Selalu ada jalan keluar dari semua permasalahan, terutama masalah rejeki  dalam rumah tangga. Entah bantuan dari orang tua, bantuan dari teman, atau pinjaman dari lembaga keuangan negara. So, kekurangan dana ketika membina rumah tangga bukanlah hambatan terbesar.

*sebenernya ini bukan anjuran, melainkan wacana berbeda mengenai rejeki pasangan dalam berumah tangga.
Pilihlah pasangan yang benar-benar mapan dalam hal keuangan. Bukan pelit dalam memberi duit, melainkan cedas dalam mengelola keuangan.  Memang duit bukan segalanya, namun segalanya dibeli dengan duit.

Menikah muda = curi start dalam memiliki anak.
Berhubung usia pernikahan yang masih tergolong hijau, otomatis masa reproduksi kedua belah pihak masih sangat subur. Banyak anak, banyak keturunan, dengan resiko yang masih terbilang kecil (asal sesuai dengan anjuran persalinan).

Kebayang khan? Misal sang ibu ketika usia 20 udah punya momongan, maka ketika dia berusia 35, anaknya udah SMP. Pernah nonton serunya kisah ibu anak di film Gilmore Girls? Yup, kurang lebih seperti itulah.. :D


Menikah muda itu keren.
Bukan latah karena TREND,  melainkan memang cool :P

Menikah muda jaman sekarang bisa disamakan dengan life style wanita modern. Masih bisa bergaya bak anak-anak remaja namun dengan tambahan sebuah cincin kawin di jemari manis mereka. Sebebas anak kuliah namun sudah menggendong bayi lucu di punggungnya. Keren bukan?

Yakin deh, dengan adanya cincin kawin dan bayi yang lucu, banyak orang lain yang PASTI merasa IRI akan kekompakan kami.  Selain itu, tak ada batasan mau semesra apa mereka di depan umum, karena memang tak ada satupun aturan yang melarang pasangan suami istri bermesraan bukan?


Namun, selalu ada dua sisi dalam segala hal yang ada di dunia ini, termasuk menikah muda.

Lalu, kejelekan apa yang selama ini aku rasakan ketika menikah muda?
Menikah adalah menggabungkan dua kepala menjadi satu. Menggabungkan dua pikiran menjadi satu. Menggabungkan dua ideologi menjadi satu.

Kesulitan dalam proses penggabungan hal-hal tersebut adalah, masih turut adanya campur tangan EGO masing-masing. Secara emosi, aku pribadi, masih belum bisa mengontrol diri saat aku emosi. Belum bisa berdiskusi dengan hati yang lapang, berpikir tenang dan jernih, serta terkadang ketika memutuskan suatu pendapat, aku masih mengikut sertakan EGO-ku di dalamnya.

Memang sih, terkadang aku berpikir, MASA BODOH akan keterbatasanku, toh jika memang aku tak cocok dengan hubbyku, aku bisa minta cerai, karena aku yakin, masih ada banyak lelaki lain yang siap menerimaku dengan segala kekuranganku...

Penyamaan ego, kematangan emosi, dan mencoba mengerti akan segala hambatan dan kekurangan pasangan, adalah salah satu unsur dari pernikahan muda yang harus dapat diaplikasikan oleh kedua belah pihak.





Biarlah pengalaman yang bakal menjawab  dan memberi banyak ilmu buat semuanya.

1 komentar:

MCBLSTRG mengatakan...

Buat kamu yang gak punya pulsa. Ingin pulsa gratisan? Gabung fanspage facebook Aku Gak Punya Pulsa di

http://www.facebook.com/AkuGakPunyaPulsa

Ceritakan kenapa kamu gak punya pulsa dan dapetin isi ulang pulsa untuk semua operator.

Sebarkan dan buktikan rezeki pulsa bisa kamu dapatkan. Ayo gabung!

Totally Supported by KartuMerah

Posting Komentar

 
;