Selasa, 27 Maret 2012

Naik Naik... Semakin Naik... Tinggi Tinggi Sekali...

Hari ini, Selasa 27 Maret 2012, pukul 2 siang. 





Ada  fenomena unik yang terjadi di Jakarta, fenomena yang sangat jarang terjadi pada hari-hari kerja seperti biasanya. 

Yup. Hari ini, jalan protokol yang biasanya sangat macet, hari ini terasa begitu lengang.

Entah apa yang ada di benak masyarakat Jakarta saat ini sehingga jalanan di siang ini terasa begitu sepi. Apakah karena adanya isu demo besar-besaran karena harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang beberapa hari lagi akan naik, sehingga mereka khawatir terkena dampak jika seandainya demo rusuh? Atau karena takut kehabisan bahan bakar jika menggunakan kendaraan, karena antrian di semua SPBU saat ini begitu panjang.

Jika hari-hari biasa, Cawang-Senayan City bisa mia tempuh dalam waktu 50-60 menit jika menggunakan mobil, hari ini Cawang-Senayan City bisa mia tempuh dalam waktu 25 menit, itu pun mia menggunakan jalur memutar. Jalanan sepi yang benar-benar mengasyikkan. Andai saja tiap hari ada demo besar seperti ini, pasti jalanan Jakarta bakal nyaman. 

Namun, mimpi kali ya jika mia mengharapkan hal seperti (jalanan lengang di jakarta ) itu dapat terjadi setiap hari disini.

Percaya deh, harga BBM tak akan pernah turun, tak peduli sekeras apapun demo yang kalian lakukan, sekeras apapun teriakan yang kalian lontarkan, dan sebanyak apapun masa yang kalian kerahkan. Harga BBM bakal naik terus.

Mia melihat, Alasan pemerintah melarang penggunaan BBM Bersubsidi adalah karena pengguna BBM jenis ini banyak berasal dari golongan orang kaya. hadeh.... picik dan tolol sekali ya pikiran pemerintahan kita. 

Kelompok yang pro berpendapat, subsidi BBM harus dikurangi atau dicabut karena terlalu membebani anggaran negara, lebih banyak dinikmati kelompok kaya sampai alasan pemborosan energi. Lihat saja kemacetan yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia yang jalan-jalannya dipenuhi oleh mobil.

Padahal, jika pemerintah mau sedikit membuka mata, ada banyak fakta yang bisa mereka pertimbangkan dalam menentukan harga BBM 
  1. BBM bersubsidi tak selalu digunakan oleh golongan orang kaya. BBM bersubsidi tersebut juga digunakan oleh golongan rakyat yang berpenghasilan rendah. Berapa sih prosentasi orang kaya yang ada di Indonesia? Mia yakin jumlah mereka hanyalah sepersekian persen dari total peduduk Indonesia.
  2. Mobil angkutan umum, juga tak sedikit yang menggunakan BBM bersubsidi. Dengan naiknya harga BBM, tarif angkutan umum dapat dipastikan bakal naik.
  3. Mobil angkut yang kebanyakan pemiliknya adalah pengusaha dari golongan masyarakat biasa juga menggunakan BBM bersubsidi, sehingga jika harga BBM tersebut naik, otomatis harga produk yang diangkut mereka juga ikutan naik.
  4. Biaya operasional pabrik yang menggunakan BBM bersubsidi juga pasti akan menaikkan harga produknya seiring naiknya harga BBM,
Masyarakat dalam waktu dekat sepertinya mau tak mau harus melakukan gerakan penghematan besar-besaran demi kelangsungan hidup mereka. Gaji yang sudah tidak mencukupi, dengan (mungkin) pertumbuhan pendapatan sebesar 5-10% sangatlah kurang mecukupi dengan kenaikan harga BBM yang naik 100%

Masyarakat mungkin bakal beralih ke mie instan dan nasi goreng yang masih terjangkau demi mengganjel perut agar tidak mati mengenaskan karena kelaparan. Namun, apakah produsen mie instan bisa bertahan tidak menaikkan harga jual, jika biaya distribusinya naik total ?

Seharusnya, sebelum mengorbankan kenyamanan hidup rakyat kecil, kenapa pemerintah tak melakukan beberapa langkah strategis, seperti :
  1. Menitu cara pemerintah negara sebelah (Singapura) yang melakukan gerakan Potong Gaji mulai dari PM, Presiden, Menteri dan Pejabat sebesar 50%. Ingat,pejabat tuh pengabdian, bukan untuk mencari nafkah dan kekayaan semata. 
  2. Mengganti semua kendaraan dinas pejabat kita yang tergolong sedan mewah dengan kendaraan yang lebih murah dan mengkonsumsi BBM lebih ekonomis. Bahkan jika memungkinkan, gunakan mobil produk dalam negeri. 
  3. Kurangi kebiasaan konvoi iring-iringan mobil pejabat. Karena dapat dipastikan jika konvoi ini melibatkan banyak mobil mewah yang otomatis mengkonsumsi BBM lebih boros. Kenapa mereka tak sekalian menggunakan bus saja? 1 bus bisa muat sampai 40 dan 60 orang loh. Efisien banget khan? 
  4. Kurangi biaya operasional, jalan-jalan dan pemenuhan kebutuhan anggota Dewan yang MANJA, turut membebani anggaran  negara. yang jika dilihat, anggaratan tersebut tiap tahun semakin tinggi.
Selain itu, Masih banyak langkah penghematan yang bisa dilakukan agar anggaran subsidi bisa tetap dipertahankan dan tidak mengorbankan rakyat kecil menengah. 

Penggantian penggunaan BBM ke Gas (seperti LNG, CNG atau sejenisnya) pun tidak bisa langsung diterapkan karena memerlukan waktu persiapan dan perubahan / pemasangan alat konverternya. Apalagi harga alat konverternya yang sekitar Rp 10 - 15 Juta / unit, kalau disubsidi oleh Pemerintah, tetap masih berkisar Rp 5 - 7.5 Juta per unit. Duit dari mana bagi rakyat kecil ? Diberikan fasilitas kredit ringan pun hanya menambah beban hidup rakyat. Kredit biar namanya kredit ringan, kan tetap harus dibayar.

Satu hal lagi yang perlu dipikirkan adalah apabila Pemerintah tetap ngotot memberlakukan ketentuan larangan penggunaan BBM Subsidi, maka masyarakat yang membayar pajak bisa melakukan gerakan tidak membayar pajak atau mengurangi pembayaran pajak secara drastis. 

Pemerintah harusnya memaklumi gerakan ini karena bila beban biaya meningkat drastis, income penghasilan berkurang drastis tergerus beban biaya BBM yang meningkat drastis dan biaya2 makanan dll yang juga meningkat luar biasa, maka hampir bisa dipastikan masyarakat sudah tidak memiliki anggaran lebih untuk membayar kewajiban pajaknya. 

Masih bisa bertahan hidup saja sudah bersyukur, boro boro untuk membayar pajak.
Pemerintah bakal punya PR tambahan untuk memikirkan penghasilan alternatif untuk membiayai gaji karyawan  instansi pemerintah dan  angkatan selain dari Pajak. 

Satu-satunya cara adalah dengan melakukan gerakan pengurangan gaji pejabat, dan efisiensi besar besaran. Jangan bebani rakyat lagi setelah subsidi dicabut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;