Minggu, 25 Maret 2012

Antara Cinta dan Seks

Wanita memberikan seks untuk mendapatkan cinta
Pria memberikan cinta untuk mendapatkan seks.

Pernahkan kalian mendengar atau membaca mengenai kalimat diatas?
Untuk beberapa saat, mia merasa sedikit tersinggung dengan kalimat itu. Karena, sebagai seorang wanita, mia hanya akan memberikan seks kepada orang yang sudah mendapatkan cinta mia. Cinta, datang lebih dulu daripada seks. Karena dengan adanya cintalah, seks itu akan mia berikan.

Dengan kata lain, wanita bukan berburu cinta dengan menawarkan kenikmatan seks.

Namun, setelah mia perhatikan kalimat diatas, pernyataan tersebut sebetulnya menarik. Ga percaya? Coba deh membaca kalimat diatas dengan perlahan.

Wanita memberikan seks untuk mendapatkan cinta.
Ini artinya demi dicintai seorang lelaki, wanita akan memberikan satu hal yang (tentu saja) menggiurkan bagi lelaki. Hal yang paling berharga dari diri seorang wanita, yaitu kelamin dan harga dirinya (yang dalam hal ini, bisa diartikan sebagai seks).

Lelaki memberikan cinta untuk mendapatkan seks.
Ini bisa kita terjemahkan bahwa lelaki (yang notabene pikirannya dihiasi ribuan fantasi tentang seks) akan "rela" memberikan cintanya demi mendapatkan hadiah yang paling mereka sukai, yaitu seks.

Gimana? Sudah terlihat khan menariknya dari kalimat diatas? Jika kalian masih belum menemukan dimana hal menariknya, mungkin kalian perlu membacanya  lagi, namun kali ini bacalah dengan menyingkirkan prasangka buruk atau idealisme tentang cinta dan seks.

Sudah? Nah... sekarang pasti sudah terlihat.

Menarik khan? Yang menarik adalah ada semacam aktivitas timbal balik antara kedua frase. Serupa hukum aksi-reaksi yang reversible atau simbiosis mutualisme di sana.

Perempuan menginginkan cinta, lelaki menginginkan seks. Perempuan punya sesuatu yang diinginkan lelaki, dan lelaki punya sesuatu yang diinginkan perempuan. Kalau keduanya bertemu, akan lahir hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan di antara keduanya.

Kalimat diatas mia pikir sangat menarik, meski sedikit mengerikan.

Jangan-jangan seperti itulah hubungan antara lelaki dan perempuan tercipta. Kedua pihak saling memenuhi kebutuhan masing-masing.
Jangan-jangan, lelaki tidak benar-benar memberikan cinta yang tulus, melainkan hanya cinta ala kadarnya demi mendapatkan pelampiasan birahi semata.
Jangan-jangan, wanita tidak benar-benar mempersembahkan seks yang tulus, mereka melakukan hanya demi mendapatkan cinta.
Jangan-jangan, cinta dan seks memang diciptakan seperti itu, tak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Okelah, ketika cinta berbicara, semua menjadi buram, absurd, dan serba indah. Tapi bukan berarti ketika cinta sulit untuk didapatkan, wanita dengan mudahnya mengobral kewanitaan dan harga dirinya guna mendapatkan cinta dari lelaki yang diinginkannya. Satu hal yang harusnya diingat, bahwa seks tak semurah cinta..


Tak ada satupun jeleknya cinta.
Cinta membuat semuanya terlihat benar.
Cinta membuat segala hal terlihat indah.
Cinta Cinta Cinta.

5 komentar:

om_arief mengatakan...

kerennnn..

MiAW mengatakan...

makasiee..

bara_kuda1 mengatakan...

indahnya cinta ketika dua insan saling memahami akan maknanya

andre mengatakan...

sedikit berbeda ya....

mungkin bukan cinta dan seks, tetapi nafsu dan seks karena cinta itu tanpa meminta (tanpa pamrih). sedangkan nafsu pasti meminta seks (pamrih)

MiAW mengatakan...

bara_kuda1
yup, cinta memang indah, dan HARUS SELALU indah..

andre
harus pula dibedakan say, supaya tak bias antara nafsu dan cinta..

Posting Komentar

 
;