“Sayang aku
pulang...” Teriak Mia dari teras rumahnya.
Dengan wajah
ceria dan kedua tangan yang penuh akan barang belanjaan,
Mia berjalan dengan susah payah kedalam teras rumahnya. Namun karena merasa kesulitan akibat kedua tangannya yang memeluk kantong belanjaan tak bisa digunakan untuk membuka gagang pintu, akhirnya dengan tumit kaki kanannya ia menggerakkan gagang pintu dan menendang pintu depan rumahnya supaya ia bisa
masuk
“Kok rumah ini terasa sepi sekali…? Apakah suamiku melupakan hari ulang tahunku…?” Tanya Mia dalam hati.
Sembari membawa barang belanjaan, berulang
kali
Mia memanggil-manggil suaminya ke seluruh penjuru rumah. Diruang tamu, ruang
keluarga, kamar tidur, hingga kamar mandi, namun tak sekalipun suaminya membalas
panggilan
Mia. Hingga akhirnya Mia sampai di dapur dan meletakkan semua barang
belanjaannya.
“Yup… dia melupakannya…” ucap Mia lagi dalam hati
.
Mendadak, dari arah belakang, sepasang tangan
lelaki menelungkupkan telapaknya di kedua payudara montok
Mia. Dan dengan
secepat kilat,
Mia segera mencari tahu, tangan siapakah itu.
“Iiiihhh….. sayang… ngagetin aja sih….” Kaget
Mia manja, begitu tahu jika tangan yang saat itu mulai meremas pelan
payudaranya adalah milik suaminya. “Dari mana aja kamu mas…?” tambahnya lagi.
“Sttt… ikut aku yuk sayang….” Potong Andi, suami Mia sambil berbisik lirih.
“Adduuuuhhh… ada apaan sih…? Mau kasih
Mia kejutan ya…?”
“Udah… buruan tutup mata terus ikutin aku mi…
”
“Kamu pasti suka kejutan ini…
Mia sayang…”
ujar Andi mesra sambil terus menuntun
Mia ke arah kamar tidur mereka.
“Kejutan apa….? Kasih tahu donk…”
“Tenang aja sayang…. Sebentar lagi kamu bakal
tahu kok…”
Begitu Mia dan suaminya telah berada di dalam kamar tidur mereka, Andi
meminta Mia untuk membuka kedua matanya.
Untuk beberapa saat, Mia mencoba mengkonsentrasikan kedua matanya
akan kondisi kamar tidur mereka yang cukup temaram.
Perlahan tapi pasti, dalam kondisi cahaya yang temaram,
Mia melihat sesosok manusia yang ikut menemani mereka. Sesosok manusia yang tertidur
lelap di atas tempat tidur mereka. Sosok manusia berkelamin pria, dengan tanpa
mengenakan selembar pakaian pun.
“Itu kejutan untukmu…. Selamat Ulang Tahun sayangku…” ucap Andi
sambil memeluk
Mia dari samping sambil tak henti-hentinya memberikan kecupan
mesra di sekujur wajah cantik
Mia.
Mengetahui kejutan ulang tahun untuknya adalah seorang pria
telanjang, mendadak tenggorokan
Mia terasa kering. Mulutnya menganga dan
matanya masih berusaha berkonsentrasi tajam.
“Gimana sayang….? Apakah kamu senang akan kejutan dariku…?” Tanya Andi
Alih-alih tak menjawab pertanyaan suaminya barusan, Mia malah
merasa celana dalamnya membasah.
“Namanya Paimo…” jelas Andi yang masih memeluk tubuh seksi
Mia. “Dan
dia baru 16 tahun..”
“16 tahun…? Darimana kamu temuin bocah itu?”
Tanya
Mia.
“Ada deeeehhh… yang penting dia sesuai dengan apa yang menurut aku cocok buat muasin nafsumu..” jawab Andi sambil mulai melucuti pakaian yang dikenakan Mia .
“Ada deeeehhh… yang penting dia sesuai dengan apa yang menurut aku cocok buat muasin nafsumu..” jawab Andi sambil mulai melucuti pakaian yang dikenakan Mia .
Walau dalam kondisi yang temaram,
Mia dapat
melihat dengan jelas jika lelaki yang tertidur telanjang di hadapannya memiliki
ukuran penis yang luar biasa besar. Penis yang walau masih dalam kondisi lemas,
mampu merobek-robek organ kenikmatannya.
Melihat kejutan yang ada di depan mata, dan
menerima perlakuan suami kesayangannya,
Mia perlahan merasa terangsang juga.
“Sssshhhh…..” terdengar desahan lirih dari
bibir tipisnya. “Pasti lebih dari 18 cm…”
“21 cm sayang lebih tepatnya…” bisik Andi
lagi pelan.
Karena saat itu
Mia hanya mengenakan dres
pendek,tak perlu berlama-lama untuk dapat membuat
Mia telanjang.
“Kamu pasti sudah sange banget ya sayang…?” Tanya Andi
“E…enggak kok…” bohong
Mia.
“Enggak apanya…? Kalo enggak kok meki kamu sudah berkuah gini…?”
“Masa sih…?” balas
Mia sambil melirik kearah vaginanya sambil
sedikit meraba ke celah kenikmatannya.
Dan ternyata, apa yang dikatakan oleh Andi adalah benar. Vaginanya
sudah benar-benar membanjir basah. Malah tak sedikit lendir vaginanya yang sudah mulai turun merayap kearah paha.
“Hehehe iya... Aku sange sedikit….” Aku
Mia.
“Hahahaha… dasar cewe nympho…” tawa Andi terbahak-bahak begitu mendengar
jawaban Mia..
“Eeh… om Andi…” ujar Paimo yang mendadak terbangun karena
mendengar kerasnya tawa Andi.
“Hei Mo… kamu udah bangun…?”
“Eh.. i…iya om…” jawab Paimo yang tiba-tiba merasa sungkan melihat
Mia yang sudah bertelanjang dihadapannya.
“Mo… kenalin… ini
Mia, istri aku…” ucap Andi sambil mengajakku
mendekat ke arah tempat tidur. ”
Mia ini wanita yang bakal kamu tidurin sepuasmu…”
tambah Andi lagi.
“Ha…halo ta… tante…” sapa Paimo gugup.
Sepertinya baru kali ini paimo melihat seorang wanita cantik
jelita mirip bidadari secara langsung. Terlihat dari gelagat penisnya yang
seketika langsung hormat begitu ia terbangun dari tidurnya.
“Hai paimo…. Sudah ga sabar aja nih sepertinya….” Candaku,
berusaha mencairkan suasana yang agak kikuk ini.
"Eeee.. ma… maaf tante… “ ucap paimo yang buru-buru menutupi batang penisnya yang berukuran sangat besar itu.
“Nggak usah ditutup-tutupin kali mo… biarin
aja kontolmu keliatan… toh sebentar lagi, kontolmu bakal dipake ama istri aku…”
“I….iya om…” balas paimo mengiyakan.
“Gimana menurutmu sayang…? Apakah kontol
paimo cocok dengan seleramu…?” Tanya Andi.
“SANGAT COCOK….” Pekik
Mia yang tanpa
menanyakan apa-apa lagi, langsung menghambur maju dan meraih batang penis dari
lelaki barunya itu.
“Aku jilatin ya mo…” kata
Mia sambil meraih
batang panjang yang sudah mulai berkedut itu.
Ternyata, begitu
Mia setelah mendekat kea rah
paimo, ada semerbak aroma yang cukup menusuk hidung. Dan setelah di telusuri,
ternyata aroma itu berasal dari arah selangkangan paimo. Selangkangannya paimo
beraroma apek, antara campuran pesing, keringat yang daki yang sepertinya sudah
lama tak dibersihkan.
Tapi , dikarenakan nafsu birahi
Mia yang
sudah sangat tinggi memuncak,
Mia sama sekali tak menghiraukan aroma yang
menusuk hidung itu. Didekatkannya kepala
Mia kearah selangkangan paimo.
“ASTAGA…Paimo…. Kontolmu belum dikhitan…?” Tanya
Mia yang baru saja sadar akan kondisi penis lelaki barunya.
“I… iya tante… abisan orang tua paimo nggak
punya duit buat khitan ke mantra…”
Sambil memutar-mutar batang penis yang ada di genggaman tangannya,
Mia berusaha mengocok batang penis itu naik turun sembari sesekali menarik
kulit tipis yang menutup leher dan sebagian kepala penis paimo.
“Sakit nggak mo…?” Tanya
Mia manja.
“Ee…enggak tan…. Enak….”
Sekitar 5 menitan,
Mia mempermainkan batang penis remaja ini naik
turun, hingga pada akhirnya, dengan satu tarikan keras,
Mia menarik kulit yang
menutup kepala penis paimo hingga kepala penisnya terbebas dari kulupnya.
Begitu kepala penis itu terbebas dari kulit kulupnya, semerbak tajam
aroma khas kelelakian langsung kembali menusuk hidung
Mia. Aroma yang jauh
lebih pesing dan apek daripada selangkangan paimo. Aroma khas yang berasal dari
kumpulan kotoran yang menumpuk di leher penis paimo.
Yup. Leher kepala penis paimo penuh dengan timbunan SMEGMA.
“Jorok banget kamu mo…” ucap
Mia sambil mengernyitkan hidungnya.
“Maa.. maaf tante…”
“ Tapi nggak apa-apa kok… aku bakal ngebersihin kontol jorokmu…”
Mia lalu memonyongkan bibirnya dan meneteskan air liurnya diatas
kepala penis paimo. Dan dengan jemari lentiknya, air liur
Mia itu digunakan
sebagai air pembasuh yang membersihkan timbunan smegma dengan seksama. Hingga tak
perlu menunggu waktu beberapa lama, batang penis paimo terllihat begitu bersih
dan mengkilat.
“Mo… apa kamu udah pernah disepong belum…?” Tanya
Mia lagi.
“Sep…seppong itu apa tante….?”
“Hahaha… Anak ini benar-benar polos sayang…” tawa
Mia sambil
melirik kea rah suaminya yang berada tak jauh darinya.
“Sepong itu begi….NYAAAP…..” tanpa bertanya lebih dulu,
Mia langsung saja mendorong tubuh paimo kebelakang. Merangkakkan tubuhnya naik
keatas tempat tidur, memposisikan tubuh dalam posisi menungging, dan akhirnya ia
mencaplok kepala penis besar remaja kampung ini.
“SShshhhshh…. Tan……teee…..” teriak paimo begitu menerima stimulus
mulut seksi
Mia.
Merasa kenikmatan baru yang belum pernah dirasakan, paimo terlihat
begitu keenakan. Matanya merem melek, hingga tak jarang pupil matanya
menghilang dan menyisakan bola mata putihnya saja. Mulutnya menganga seperti
ikan, dan nafasnya semakin memburu.
Melihat lawan bercintanya yang sudah kelojotan,
Mia pun tak mau
kalah.
“Sayang… bisa minta tolong jilatin memek aku…?” pinta
Mia ke
Andi suaminya.
“Iya
sayang….” Jawab Andi yang buru-buru pindah kebelakang tubuh istrinya, sedikit
berjongkok dan mulai menjilat-jilat vagina penuh lendir itu.
1 komentar:
permenex diamankan..
ini bagus tante mia.. tpi panjangin y ceritanya...
Posting Komentar