Selasa, 10 Juli 2012

Hadiah Ulang Tahun

“Sayang aku pulang...” Teriak Mia dari teras rumahnya.

Dengan wajah ceria dan kedua tangan yang penuh akan barang belanjaan,  Mia berjalan dengan susah payah kedalam teras rumahnya. Namun karena merasa kesulitan akibat kedua tangannya yang memeluk kantong belanjaan tak bisa digunakan untuk membuka gagang pintu, akhirnya dengan tumit kaki kanannya ia menggerakkan gagang pintu dan menendang pintu depan rumahnya supaya ia bisa masuk

“Kok rumah ini terasa sepi sekali…? Apakah suamiku melupakan hari ulang tahunku…?” Tanya 
Mia dalam hati.

Sembari membawa barang belanjaan, berulang kali  Mia memanggil-manggil suaminya ke seluruh penjuru rumah. Diruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, hingga kamar mandi, namun tak sekalipun suaminya membalas panggilan  Mia. Hingga akhirnya Mia sampai di dapur dan meletakkan semua barang belanjaannya.
“Yup… dia melupakannya…” ucap Mia lagi dalam hati .

Mendadak, dari arah belakang, sepasang tangan lelaki menelungkupkan telapaknya di kedua payudara montok  Mia. Dan dengan secepat kilat,  Mia segera mencari tahu, tangan siapakah itu.
“Iiiihhh….. sayang… ngagetin aja sih….” Kaget  Mia manja, begitu tahu jika tangan yang saat itu mulai meremas pelan payudaranya adalah milik suaminya. “Dari mana aja kamu mas…?” tambahnya lagi.
“Sttt… ikut aku yuk sayang….” Potong Andi, suami Mia sambil berbisik lirih.
“Adduuuuhhh… ada apaan sih…? Mau kasih  Mia kejutan ya…?”
“Udah… buruan tutup mata terus ikutin aku mi… ”
“Kayak anak ABG aja sih pake acara tutup mata segala…”

“Kamu pasti suka kejutan ini…  Mia sayang…” ujar Andi mesra sambil terus menuntun  Mia ke arah kamar tidur mereka.
“Kejutan apa….? Kasih tahu donk…”
“Tenang aja sayang…. Sebentar lagi kamu bakal tahu kok…”

Begitu Mia dan suaminya telah berada di dalam kamar tidur mereka, Andi meminta Mia untuk membuka kedua matanya.

Untuk beberapa saat, Mia mencoba mengkonsentrasikan kedua matanya akan kondisi kamar tidur mereka yang cukup temaram.

Perlahan tapi pasti, dalam kondisi cahaya yang temaram,  Mia melihat sesosok manusia yang ikut menemani mereka. Sesosok manusia yang tertidur lelap di atas tempat tidur mereka. Sosok manusia berkelamin pria, dengan tanpa mengenakan selembar pakaian pun.

“Itu kejutan untukmu…. Selamat Ulang Tahun sayangku…” ucap Andi sambil memeluk  Mia dari samping sambil tak henti-hentinya memberikan kecupan mesra di sekujur wajah cantik  Mia.

Mengetahui kejutan ulang tahun untuknya adalah seorang pria telanjang, mendadak tenggorokan  Mia terasa kering. Mulutnya menganga dan matanya masih berusaha berkonsentrasi tajam.

“Gimana sayang….? Apakah kamu senang akan kejutan dariku…?” Tanya Andi

Alih-alih tak menjawab pertanyaan suaminya barusan, Mia malah merasa celana dalamnya membasah.

“Namanya Paimo…” jelas Andi yang masih memeluk tubuh seksi  Mia. “Dan dia baru 16 tahun..”
“16 tahun…? Darimana kamu temuin bocah itu?” Tanya  Mia.
“Ada deeeehhh… yang penting dia sesuai dengan apa yang menurut aku cocok buat muasin nafsumu..” jawab Andi sambil mulai melucuti pakaian yang dikenakan 
Mia .

Walau dalam kondisi yang temaram,  Mia dapat melihat dengan jelas jika lelaki yang tertidur telanjang di hadapannya memiliki ukuran penis yang luar biasa besar. Penis yang walau masih dalam kondisi lemas, mampu merobek-robek organ kenikmatannya.

Melihat kejutan yang ada di depan mata, dan menerima perlakuan suami kesayangannya,  Mia perlahan merasa terangsang juga.

“Sssshhhh…..” terdengar desahan lirih dari bibir tipisnya. “Pasti lebih dari 18 cm…”
“21 cm sayang lebih tepatnya…” bisik Andi lagi pelan.

Karena saat itu  Mia hanya mengenakan dres pendek,tak perlu berlama-lama untuk dapat membuat  Mia telanjang.

“Kamu pasti sudah sange banget ya sayang…?” Tanya Andi
“E…enggak kok…” bohong  Mia.
“Enggak apanya…? Kalo enggak kok meki kamu sudah berkuah gini…?”
“Masa sih…?” balas  Mia sambil melirik kearah vaginanya sambil sedikit meraba ke celah kenikmatannya.

Dan ternyata, apa yang dikatakan oleh Andi adalah benar. Vaginanya sudah benar-benar membanjir basah. Malah tak sedikit lendir vaginanya  yang sudah mulai turun merayap kearah paha.

“Hehehe iya... Aku sange sedikit….” Aku  Mia.
“Hahahaha… dasar cewe nympho…” tawa Andi terbahak-bahak begitu mendengar jawaban Mia..

“Eeh… om Andi…” ujar Paimo yang mendadak terbangun karena mendengar kerasnya tawa Andi.
“Hei Mo… kamu udah bangun…?”
“Eh.. i…iya om…” jawab Paimo yang tiba-tiba merasa sungkan melihat  Mia yang sudah bertelanjang dihadapannya.

“Mo… kenalin… ini  Mia, istri aku…” ucap Andi sambil mengajakku mendekat ke arah tempat tidur. ” Mia ini wanita yang bakal kamu tidurin sepuasmu…” tambah Andi lagi.
“Ha…halo ta… tante…” sapa Paimo gugup.

Sepertinya baru kali ini paimo melihat seorang wanita cantik jelita mirip bidadari secara langsung. Terlihat dari gelagat penisnya yang seketika langsung hormat begitu ia terbangun dari tidurnya.

“Hai paimo…. Sudah ga sabar aja nih sepertinya….” Candaku, berusaha mencairkan suasana yang agak kikuk ini.

"Eeee.. ma… maaf tante… “ ucap paimo yang buru-buru menutupi batang penisnya yang berukuran sangat besar itu.
“Nggak usah ditutup-tutupin kali mo… biarin aja kontolmu keliatan… toh sebentar lagi, kontolmu bakal dipake ama istri aku…”
“I….iya om…” balas paimo mengiyakan.

“Gimana menurutmu sayang…? Apakah kontol paimo cocok dengan seleramu…?” Tanya Andi.
“SANGAT COCOK….” Pekik  Mia yang tanpa menanyakan apa-apa lagi, langsung menghambur maju dan meraih batang penis dari lelaki barunya itu.

“Aku jilatin ya mo…” kata  Mia sambil meraih batang panjang yang sudah mulai berkedut itu.

Ternyata, begitu  Mia setelah mendekat kea rah paimo, ada semerbak aroma yang cukup menusuk hidung. Dan setelah di telusuri, ternyata aroma itu berasal dari arah selangkangan paimo. Selangkangannya paimo beraroma apek, antara campuran pesing, keringat yang daki yang sepertinya sudah lama tak dibersihkan.

Tapi , dikarenakan nafsu birahi  Mia yang sudah sangat tinggi memuncak,  Mia sama sekali tak menghiraukan aroma yang menusuk hidung itu. Didekatkannya kepala  Mia kearah selangkangan paimo.

“ASTAGA…Paimo…. Kontolmu belum dikhitan…?” Tanya  Mia yang baru saja sadar akan kondisi penis lelaki barunya.
“I… iya tante… abisan orang tua paimo nggak punya duit buat khitan ke mantra…”

Sambil memutar-mutar batang penis yang ada di genggaman tangannya,  Mia berusaha mengocok batang penis itu naik turun sembari sesekali menarik kulit tipis yang menutup leher dan sebagian kepala penis paimo.

“Sakit nggak mo…?” Tanya  Mia manja.
“Ee…enggak  tan…. Enak….”

Sekitar 5 menitan,  Mia mempermainkan batang penis remaja ini naik turun, hingga pada akhirnya, dengan satu tarikan keras,  Mia menarik kulit yang menutup kepala penis paimo hingga kepala penisnya terbebas dari kulupnya.

Begitu kepala penis itu terbebas dari kulit kulupnya, semerbak tajam aroma khas kelelakian langsung kembali menusuk hidung  Mia. Aroma yang jauh lebih pesing dan apek daripada selangkangan paimo. Aroma khas yang berasal dari kumpulan kotoran yang menumpuk di leher penis paimo.

Yup. Leher kepala penis paimo penuh dengan timbunan SMEGMA.

“Jorok banget kamu mo…” ucap  Mia sambil mengernyitkan hidungnya.
“Maa.. maaf tante…”
“ Tapi nggak apa-apa kok… aku bakal ngebersihin kontol jorokmu…”

Mia lalu memonyongkan bibirnya dan meneteskan air liurnya diatas kepala penis paimo. Dan dengan jemari lentiknya, air liur  Mia itu digunakan sebagai air pembasuh yang membersihkan timbunan smegma dengan seksama. Hingga tak perlu menunggu waktu beberapa lama, batang penis paimo terllihat begitu bersih dan mengkilat.

“Mo… apa kamu udah pernah disepong belum…?” Tanya  Mia lagi.
“Sep…seppong itu apa tante….?”
“Hahaha… Anak ini benar-benar polos sayang…” tawa  Mia sambil melirik kea rah suaminya yang berada tak jauh darinya.

“Sepong itu begi….NYAAAP…..” tanpa bertanya lebih dulu,  Mia langsung saja mendorong tubuh paimo kebelakang. Merangkakkan tubuhnya naik keatas tempat tidur, memposisikan tubuh dalam posisi menungging, dan akhirnya ia mencaplok kepala penis besar remaja kampung ini.

“SShshhhshh…. Tan……teee…..” teriak paimo begitu menerima stimulus mulut seksi  Mia.

Merasa kenikmatan baru yang belum pernah dirasakan, paimo terlihat begitu keenakan. Matanya merem melek, hingga tak jarang pupil matanya menghilang dan menyisakan bola mata putihnya saja. Mulutnya menganga seperti ikan, dan nafasnya semakin memburu.

Melihat lawan bercintanya yang sudah kelojotan,  Mia pun tak mau kalah.
“Sayang… bisa minta tolong jilatin memek aku…?” pinta  Mia ke  Andi  suaminya.
“Iya sayang….” Jawab Andi yang buru-buru pindah kebelakang tubuh istrinya, sedikit berjongkok dan mulai menjilat-jilat vagina penuh lendir itu.

1 komentar:

curahanhati mengatakan...

permenex diamankan..

ini bagus tante mia.. tpi panjangin y ceritanya...

Posting Komentar

 
;