Siang itu, suasana tak terlihat
secerah biasanya. Matahari bersembunyi di rimbunan mega mendung yang
berwarna putih kehitaman. Angin dingin dan
basah berhembus pelan, menerbangkan daun
daun kering kearah balkon. Membawa pasir dan debu yang mulai mengotori lantai ubin
tempat dimana aku berada.
“Sebentar lagi pasti bakal turun hujan...” Kataku dalam hati.
Kuseruput cairan hitam pekat yang ada didalam
cangkir putih itu sambil mengamati layar laptopku yang menampilkan laporan pekerjaan yang sedang aku coba selesaikan.
“Kopi hangat memang teman yang cocok untuk
menemani ketika menyelesaikan
tugas-tugas kantor”
Kuputar-putar cangkir yang hampir kosong itu ditelapak tanganku, sambil
membayangkan sosok wanita yang selalu membuatkan minuman kegemaranku ketika aku
mengerjakan pekerjaan kantor.
“Kopi
buatan Sarah memang tak ada duanya... Benar-benar nikmat….” Ucapku dalam hati sambil tersenyum-senyum
sendiri.
“Tak hanya kopi buatan Sarah yang nikmat, tapi
masakan buatannya pun terasa sangat lezat….”
“Parasnya cantik, tubuhnya seksi, pintar
masak, dan pandai mengurus rumah tangga... Pokoknya, dia wanita idaman setiap
lelaki…” Pujiku dalam hati.
“Terima kasih Tuhan, Engkau telah memberiku
seorang istri yang sempurna…”