Siang itu, suasana tak terlihat
secerah biasanya. Matahari bersembunyi di rimbunan mega mendung yang
berwarna putih kehitaman. Angin dingin dan
basah berhembus pelan, menerbangkan daun
daun kering kearah balkon. Membawa pasir dan debu yang mulai mengotori lantai ubin
tempat dimana aku berada.
“Sebentar lagi pasti bakal turun hujan...” Kataku dalam hati.
Kuseruput cairan hitam pekat yang ada didalam
cangkir putih itu sambil mengamati layar laptopku yang menampilkan laporan pekerjaan yang sedang aku coba selesaikan.
“Kopi hangat memang teman yang cocok untuk
menemani ketika menyelesaikan
tugas-tugas kantor”
Kuputar-putar cangkir yang hampir kosong itu ditelapak tanganku, sambil
membayangkan sosok wanita yang selalu membuatkan minuman kegemaranku ketika aku
mengerjakan pekerjaan kantor.
“Kopi
buatan Sarah memang tak ada duanya... Benar-benar nikmat….” Ucapku dalam hati sambil tersenyum-senyum
sendiri.
“Tak hanya kopi buatan Sarah yang nikmat, tapi
masakan buatannya pun terasa sangat lezat….”
“Parasnya cantik, tubuhnya seksi, pintar
masak, dan pandai mengurus rumah tangga... Pokoknya, dia wanita idaman setiap
lelaki…” Pujiku dalam hati.
Sarah Widiyanti, begitu bangganya diriku ketika
berhasil mendapat hati dari wanita yang merupakan salah satu bunga kampus itu.
Bangga kaRena wanita impian setiap lelaki itu, sekarang sudah menjadi istriku.
Sambil menghirup kopi yang mulai terasa sangat ber-ampas itu, aku mencoba mengingat-ingat perbicanganku
dengan sobat-sobat kampusku, beberapa tahun lalu.
“Surya...Surya...Surya... Sepertinya, Lo pria
yang paling beruntung dimuka bumi ini deh“ Kata Rio, salah satu teman kuliahku.
Tak henti-hentinya ia mengungkapkan perasaan
herannya ketika mengetahui jika sekarang Sarah sudah
menjadi kekasihku. “Gue bener-bener nggak nyangka kalo kutu buku seperti lo,
bisa ngedapetin bunga kampus seperti Sarah”
“Iya Surya... Gue ga nyangka loh, kalo Sarah bakal nerima lamaran buat lo
jadikan istri…” tambah Rudi, temanku lainnya. “Terlebih jika Sarah tahu jika
calon suaminya ini adalah manusia super mesum...”
“Hahaha... Mesum kaRena suka nonton bokep,
ngintipin tetangga kalo mandi, Nyolekin pantat SPG“ Kata Rio “Dan onani pakai
minyak goreng.....” Sambung Rudi sambil mengacak-acak
rambutku.
“Biaaaarrrriiiiiinnnnn... Yang penting sekarang Sarah sudah jadi calon istri
gue...” Sombongku.” Lagian khan Gue cowok normal, jadi
itu semua Gue pikir wajar-wajar sajalah” kataku lagi, berusaha membela diri.
“Setelah lo berdua nikah, gue yakin lo pasti
bakal terpuaskan tuh…. “ Kata Leo “Secara…
Sarah gitu loh... Cewe kaya, cantik, sehat, atletis,
dengan toket dan bokong paling semok diantara semua wanita dikampus ini… “
“Body Biola… “ Ucap Rudi.
“Byuh… Byuh… Byuh…. Benar-benar body
bidadari….” Sambung Rio.
“Iya bener… Lihat aja Sarah kalo jalan… Bikin mata kita mau copot…” Kata Rudi lagi
“Iya-iya… Dari jalannya aja udah keliatan
bohay… Apalagi ulekannya…. Bikin ga nahan…” Celetuk Leo
“Ga nahan buat NGENTOT TERUUUUUUS….!!! Hahaha...” Teriak mereka bertiga
hampir berbarengan.
“Ngentot terus….” Mengingat kalimat terakhir percakapan kami,
tiba-tiba aku tersadar dari buaian lamunanku. Ternyata, selama ini aku telah mensia-siakan
wanitaku yang sangat berharga itu. Kusia-siakan dengan melakukan perselingkuhan bersama wanita lain.
Bodohnya diriku, yang tak menyadari jutaan
kelebihan yang dimiliki istriku. Begonya aku yang telah memiliki istri
sempurna, namun selalu terbuai kepada wanita lain. Tololnya aku, yang telah
membiarkan pendamping hidupku jatuh ke pelukan orang lain.
“Jatuh ke pelukan orang lain?” Kembali aku merenungkan pikiran yang baru saja
terlintas di benakku. “Sarah terlalu berharga bagiku untuk aku biarkan jatuh ke
pelukan lelaki lain... Ini tak boleh dibiarkan terlalu lama... Semua ini harus
segera dihentikan... Tapi... Bagaimana caranya...?”
Tak terasa, sudah seminggu lebih aku menghabiskan waktu dirumah orang tua
istriku. Dan selama itu pula, aku telah membiarkan istriku dan selingkuhannya
melakukan hal yang dulu sering aku lakukan dengan wanita lain.
Mereka dengan terang-terangan melakukan
perselingkuhan di depan mataku. Terlebih, setelah Mama Sarah mengetahui semua dosa-dosa penikahan yang telah aku lakukan terhadap putrinya selama
ini, membuat Sarah menjadi merasa seperti
diatas angin. Perselingkuhan
yang selama ini aku lakukan dibelakangnya, dijadikannya sebagai senjata untuk mempermalukanku
dihadapan kedua orang tuanya.
Hingga akhirnya, Sarah, dengan persetujuan ibu mertuaku, membalas
semua kebodohan yang telah aku lakukan kepadanya.
Kuletakkan cangkir kopi yang sudah kosong itu
di meja, kulepas headphone yang sedari tadi menempel di kedua sisi kepalaku. Aku baru sadar jika benda
berisik itu telah menemaniku sejak lama. Headphone yang ada ditanganku itu
adalah benda termahal yang mampu aku beli dari hasil gaji pertamaku bekerja
dulu.
Dengan headphone aku bisa lebih mudah berkonsentrasi dan bisa mendapatkan ide-ide
cemerlang. Dengan
headphone aku bisa menyelesaikan semua kerjaan kantorku cepat-cepat. Dan dengan headphone aku bisa menjadi sesukses
sekarang.
Kuusap pelan kedua telingaku yang terasa sakit
oleh dentuman suara musik, dan
mencoba memikirkan semua kejadian yang terjadi padaku akhir-akhir ini.
“Aku butuh istirahat, aku butuh menyegarkan
badan” Kurentangkan kedua tanganku lebar-lebar, berusaha mengendurkan
ketegangan pada otot-otot tubuhku.
“Dan aku juga ingin buang air kecil...”
Kuletakkan headphone belelku disamping laptop.
Sejenak, aku mencoba sedikit menyegarkan mataku dengan menatap pepohonan hijau
yang ada di sekitar rumah mertuaku. Daerah pegunungan tempat orang tua Sarah
tinggal memang daerah yang cocok buat menghabiskan sisa usia. Sepi, sejuk, dan
damai. Tak heran jika aku dan Sarah sering menghabiskan waktu liburanku disini.
Tak lama kemudian, aku memutuskan untuk ke toilet
yang terletak tepat disamping kanan kamar tidur tamu ini. Toilet
lantai 2 kami adalah toilet umum yang dapat digunakan bersama-sama.
Namun, begitu aku ingin keluar dari kamar tidur
tamu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara aneh.
Kuputar gagang pintu kamar tidurku dan kubuka
perlahan. “Ssshh... enak banget.....” Walau lirih, aku bisa tahu jika suara aneh yang berasal
dari kamar tidur Sarah itu adalah suara desahan lelaki. ”Terus cantik... isep teruusss.....”
“Pasti itu suara desahan Markus...” Tebakku
dalam hati
“Enak ya sayang...?“ Terdengar suara wanita yang menjawab
permintaan lelaki pengangguran itu.
“Dan itu pasti Sarah...” Tebakku lagi. Mendengar kedua suara mereka, tanpa berpikir panjang pun
aku bisa tahu apa yang sedang mereka lakukan. “Mereka pasti sedang
bersetubuh...”
”Sarah... Sarah... Tak ada capek-capeknya sih
wanita satu itu jika diajak bercinta dengannya...” Tambahku lagi sambil terus
berjalan ke arah kamar mandi. Berusaha tak memperdulikan perselingkuhan yang sedang ia lakukan.
“Tapi tunggu... Suara istriku tak seperti
itu...” Heranku. “Itu suara wanita yang berbeda...”
KaRena penasaran, aku melupakan rasa ingin
kencingku. Alih-alih menuju kamar mandi yang ada di samping kanan kamar
tidurku, aku malah berbalik arah,
melangkah ke arah kamar tidur Sarah.
“Pintunya tak tertutup rapat...”
Berusaha tak menimbulkan bunyi apapun, aku
berjingkat, mendekat ke arah celah
pintu yang sedikit terbuka itu, dan
mulai mengintip kedalam kamar tidur.
Sejenak, aku kedip-kedipkan pelupuk mataku,
mengernyitkan dahi dan memfokuskan pupil mataku agar terbiasa dengan kondisi
kamar yang cukup terang akibat jendela besar kamar Sarah
yang terbuka lebar.
DEG
“Aku pasti bermimpi….” Ujarku dalam hati.
“Benar... itu bukan suara desahan istriku...”
“Wanita yang sedang
bercinta didalam kamar Sarah adalah Mama Rena... Ibu kandung Sarah... Ibu mertuaku...”
Dengan mata kepala sendiri, aku mendapati ibu kandung istriku dalam kondisi
telanjang bulat. Diam berjongkok sambil mengurut manja daging kehitaman yang tumbuh di selangkangan lelaki lain. Sebenarnya bukan hanya diam, akan tetapi
ibu mertuaku itu mencoba memuaskan nafsu birahi lelaki yang bukan suami
syahnya.
Posisi mereka saat itu menyampingiku, jarak kami terpaut
sekitar 3 meter dan mereka saling
berhadap-hadapan. Mama
Sarah jongkok diatas lantai, didepan selangkangan
Markus. Sedangkan Markus
duduk dengan posisi lebih tinggi, ditepi ranjang. Ia duduk menghadap
tepat didepan wajah ibu mertuaku, sengaja merentangkan pahanya lebar-lebar
supaya Mama Sarah dengan mudah mengurut batang kemaluannya yang telah menjulang tinggi .
“Cuuh….” Dari jarak sedekat ini, aku bisa melihat Mama Sarah meludahi dan
melumuri penis panjang Markus. “Cuuh... Sluuurpp...Eeeehhmmmm... Sluuurrpp...”
“Jilat terus mah... Isep terusss...” kata Markus berulang-ulang.
“Sluurpp...” saking kuatnya hisapan mulut Mama
Sarah, aku bisa melihat pipinya menirus, kempot.
“Sluuurp.... Cuuuhh...” Untuk kesekian kalinya,
Mama Sarah meludahi batang hitam Markus hingga batang itu terlihat benar-benar
mengkilap basah kaRena air liur.
Sepertinya ibu mertuaku merasa kesulitan untuk
melahap penis besar milik selingkuhan putrinya itu. “Ouuuggghh kontolmu memang menggiurkan
banget sayang...” desah Mama Sarah sambil terus menjilat dan mencaplok penis
Markus.
Menerima hisapan kenikmatan dari mulut ibu
mertuaku, Markus pun tak bisa tinggal diam, ia lalu menjulurkan tangannya kebawah, berusaha meremas-remas payudara besar Mama Sarah.
“Ooohh hayaaang… gheeliiii…... “ Kata Mama Sarah yang mencoba berbicara dengan mulut yang masih penuh berisi penis Markus.
“Sini-in maahh… Markus
pengen ngeremes tetek besarmuuu….”
“Hihihi… kamu genit sekali sayang….” Seolah seperti
perawan yang malu-malu, Mama Sarah tertawa-tawa genit. Beberapa kali Mama Sarah memutar-mutar pundaknya
kekiri dan kekanan guna menghindari sergapan tangan buas Markus.
“Astagaaaa...” pekikku dalam hati “Tetek Mama Sarah benar-benar besar sekali…”
Gerakan-gerakan menghindar yang dilakukan Mama
Sarah, secara tak langsung membuat payudaranya berguncang hebat. Payudara itu bergoyang kesana kemari
seiring gerakan tubuh Mama Sarah ketika menghindari tangan Markus.
“Tetek itu jauh lebih besar daripada tetek Sarah…” kagumku.
Dengan perasaan yang masih deg-degan, aku
mencoba untuk membuka pintu kamar istriku lebih lebar lagi. Berharap dapat melihat perselingkuhan ibu
mertuaku lebih jelas lagi. Beruntungnya diriku, kaRena suasana disekitarku lebih gelap daripada suasana didalam kamar,
kedua manusia yang tengah dilanda nafsu birahi ini tak mampu melihat kearahku.
“Ooouuggh... geli banget saayaaanng... “ ucap Mama Sarah dengan nada menyerah. Sekarang, ia tak lagi menghindar ketika Markus meremas-remas payudara bulat
miliknya. Mama Sarah hanya bisa melenguh keenakan, membiarkan Markus untuk
meremas, memilin dan menyentil putting payudaranya.
“Isep terus mah… Iseeeep terusss…...” ucap
Markus keenakan.
“Sluuurrrpp…. Sluuuuuurrrrpppp…. Cuuhh….”
Seperti pelacur murahan, kepala Mama Sarah tak
henti-hentinya naik turun untuk terus menjilat, menghisap, dan meludahi
batang panjang Markus..
“Enak banget maaahh… Enaaakkk baangeeeetttt…”Gelijang Markus. ”Isep terus maaah... Masukin terusss yang daleeemmm maaahhhh…”
Menanggapi permintaan Markus, Mama Sarah
semakin bersemangat, beliau membuka mulutnya lebar-lebar dan mencoba untuk
menelan seluruh batang panjang lelaki pengangguran itu.
“Ga
bisa sayang… Mulut Mama ga muat... “ Jelas Mama Sarah.
“Mama ga bisa nelen ini semua sayang...” Ucap Mama
Sarah lagi sambil terus
mengurut-urut gumpalan daging yang telah menjulang tinggi di depan wajahnya
“Kontolmu terlalu besar…. ”
“Mama Mertuaku telah GILA...!” hanya itu komentar yang dapat aku ungkapkan ketika aku mendengar
dengan kedua telingaku. Ibu
mertuaku sedang memberikan oral seks kepada lelaki pengangguran yang juga telah
meniduri istriku itu.
Tanpa malu-malu, Mama
Sarah menciumi dan mengurut batang berurat Markus. Beliau benar-benar berusaha untuk dapat segera
membuat penis Markus memuntahkan cairan
kenikmatannya, Beliau berusaha untuk dapat segera menaklukan
keperkasaan Markus.
“Terus maaah... Isep teruusss...”
Walau menerima kocokan, jilatan dan hisapan
mulut seksi Mama Sarah, penis itu tak juga orgasme.
Bahkan, penis terlihat semakin
membesar, membesar dan membesar. Penis itu membuat tangan Mama Sarah yang tak mampu mencengkeram
seluruh lingkar batang kejantanannya terlihat begitu mungil.
Situasi yang benar-benar jauh berbeda dengan
apa yang terjadi beberapa hari lalu. Situasi ketika Mama Sarah memberikan oral seks pada penisku. Waktu itu, Mama
Sarah dengan mudah menundukkan kejantanan batang kebanggaanku. Dengan
mudah, jemari lentik tangan Mama Sarah, mencengkram
penisku, mengurut batangku, dan membuatku segera terpuaskan. Membuatku segera orgasme
dalam hitungan detik.
Mendadak, aku merasa benar-benar iri dengan
Markus.
“Markus ga pernah nyangka, kalo Mama ternyata NAKAL sekali ….?” Ujar Markus
yang sedari tadi hanya terduduk diam di sisi tempat tidur.
“Aaaahhh... Masa isep-isep gini dibilang nakal?” Ucap Mama Sarah
manja.”Kalo kamu nggak suka... Yaudah, Mama juga nggak mau nerusin...”
“Suuuukaaaaaa... Markus
suka banget ama kenakalan Mama.....”
Teriak Markus tak kalah manja
“Markus rela kok mah, Mama nakalin mulu setiap hari.....”
“Yeeeee.....Dasar otak cabul...Sluuurpp.....”
canda Mama Sarah sambil kembali menghisap-hisap penis Markus.
“Oouucchh...
Enak banget maaaah... “ Kata Markus sambil sesekali meremas-remas kepala Mamah Sarah yang
berjongkok di depan selangkangannya itu.
Tiba-tiba, tubuh kurus Markus mulai
melengkung-lengkung, dan telapak kakinya menjiinjit tinggi. Sepertinya, lelaki
pengangguran ini akan segera orgasme kaRena kenikmatan hisapan mulut ibu
mertuaku.
“Markus mau keluar mah... “ Desah Markus yang
semakin cepat menggerak-gerakkan kepala Mama Sarah.
“Heehh..? Heluar..?”
“Hiyya mahh...
Markus pengen keluar... “ Yakin Markus sambil mengangguk-anggukkan
kepalanya. “Isep terus mahh... Iseeeep terusss…...”
Merasa lawan mainnya sudah hampir kalah, Mama
Sarah semakin mempercepat kocokan tangannya. Mulutnya semakin monyong, dan
pipinya semakin kempot.
“Sluuurrppp... Engak hayaaaaang?” Tanya Mama Sarah dengan mulut masih terisi
penis Markus.
“Oooohhh... Iya maaaah... Enak bangeeeettttt…
Ooouuuggghh”
“Engak apanya...Sluurrpp Sluuurrpp?”
“Mulut Mamah... Isepan Mama enak sekali mah….
Sedotannya kuat bangeeeett ….”
“Engak mana ama hepongan Harah?
“Oouuughh... Sama enaknya mah... Samaaaa…...” Desah Markus kencang
sambil mengejan-ngejan.
Sepertinya Markus sudah tak sanggup lagi
membendung orgasmenya, kaRena beberapa detik kemudian
”Markus udah nggak tahan lagi maah... Markus mau
keluaaarrr...” teriak Markus yang tiba-tiba berdiri dan mengambil alih tangan
Mama Sarah dari batang penisnya.
Dengan gerakan supercepat, Markus mengocok batang
hitamnya. Dengan tangan kiri yang bertopang pada pundak Mama Sarah, Markus
melengkungkan tubuh kurusnya kedepan. Menyodorkan kepala penisnya kearah mulut Mama
Sarah.
“Buka mulutnya mah... Markus mau keluarin pejuh
di mulut Mama...”
Bak pelacur murahan, ibu mertuaku dengan sigap
melakukan permintaan Markus. Ia buru-buru menengadahkan kepalanya dan membuka
mulutnya lebar-lebar.
“Kamu siap maaah...?” Tanya Markus “Mama siap
nelen semua pejuhku....?”
“Iya sayang... Mama siap...”
“Markus keluar maaaaahhhhhh..... Markus
KEELLUUUAAARRR....”
Seiring teriakan Markus, lima gumpalan lendir
berwarna putih tiba-tiba keluar dari ujung lubang penisnya. Menyembur dengan
kencang kearah wajah ibu mertuaku.
Namun, sepertinya sperma Markus terlalu banyak.
KaRena walaupun ibu mertuaku sudah membuka mulutnya lebar-lebar, mulutnya tak
mampu menampung semua semburan sperma itu.
“Uhuk...uhuk... “ Batuk Mama Sarah “Banyak sekali
pejuhmu sayang.. uhuk...uhuk...” ucap Mama Sarah lagi dengan kalimat yang
bercampur dengan suara tersedaknya.
“Ooouuugggghhh...” Lenguh Markus keenakan sambil terus mengocok batang
penisnya dengan brutal. Menguras semua sperma yang ada di kantong zakarnya.
“PUK...PUK...PUK...” lenguh Markus
sambil menepuk-tepukkan batang penisnya ke mulut ibu mertuaku. “Enak sekali
maaahhh...”
“Cuuupp...” Balas Mama Sarah sambil mengecup ujung penis Markus yang masih
menyemburkan spermanya. Buru-buru, Mama Sarah merebut penis Markus dari tangannya.
“Kontolmu kurang ajar deh sayang... ” kata Mama Sarah manja. “Masa dari
tadi muntah-muntah mulu...”
“Hehehe... Maaf ya mah... abisan isepan Mama enak banget mah...”
Dengan penis yang masih terus diurut oleh tangan lentik ibu mertuaku,
Markus menghempaskan pantatnya ke tepi tempat tidur. Dengan seksama ia
memperhatikan ibu kandung selingkuhannya itu membersihakan sisa-sisa sperma
yang masih terpancar pelan dari batang penisnya.
“Maaf ya mah... Mama jadi berantakan gini deh...” kata Markus sambil mengusap
gumpalan spermanya dari wajah mulus ibu mertuaku. “Tapi tetep cantik banget
kok...”
Melihat tingkah sok perhatian dari lelaki pengangguran itu, aku baru sadar
jika sperma Markus benar-benar banyak. Mata, pipi, hidung, dahi, rambut dan
dada Mama Sarah, semua hampir terkena cipratan spermanya.
“Dasaar playboy cap gomeh...” canda Mama Sarah.
“Beneran loh mah... Markus minta maaf..”
“Gapapa sayang.. Lagian, Mama juga
suka kok ama pejuhmu.... ga ada capeknya muncrat mulu... sluuurpp...” ucap Mama
Sarah sambil mengecup kepala penis Markus.
Mendadak, lelaki kurus itu menangkap ketiak
Mama Sarah, dan mengangkat tubuh langsing yang telah telanjang bulat itu
keatas.
“Berdiri mah…” ujar Markus yang tiba2
mencaplok buas payudara besar Mama Sarah yang ada tepat di depan mukanya. “Sekarang giliran Mama yang bakal aku puasin...”
“Haaaaahh...?” Heran ibu mertuaku “Kamu nggak mau
istirahat dulu sayang? Kamu khan baru saja keluar...”
“Hehehe...” kekeh Markus sok imut sambil
memejamkan mata.
Markus lalu menangkap tangan Mama Sarah dan
membimbingnya ke arah selangkangannya.
“Astaagaaaah..... Sssaaayaaannggg...???” Pekik
Mama Sarah kegirangan “Kontolmu...?”
“......” Markus tak menjawab, ia hanya tersenyum
bangga sambil terus mencaploki kedua payudara montok Mama Sarah.
“Benar-benar pejantan sejati...” Kagumku dalam
hati. Entah latihan sepperti apa yang telah Markus lakukan terhadap penisnya.
Yang jelas, walau baru saja selesai orgasme, penis itu tak juga melemas. Masih
tegang seperti sediakala.
“Haaemmm.... Sluuurpp... Hhaaaemmm..” ucap Markus
tak jelas sembari mencaplok payudara ibu mertuaku..
“Ooouugghh... Sabar sayang... Sabar... Tetek
Mamah nggak bakalan kemana-mana kok...” Canda
Mama Sarah sambil memeluk kepala Markus. Ia juga menekan belakang kepala Markus, berusaha membenamkan kepala
lelaki pengangguran itu kegundukan besar payudaranya.
Sambil terus mencaplok payudara besar ibu
mertuaku, kedua tangan Markus tak mau tinggal diam. Tangan-tangan itu juga meremas kedua pipi pantat Mama
Sarah dengan gemas.Markus meremas pipi pantat Mama Sarah dengan kuat. Bahkan, saking kuatnya, pipi
pantat itu terangkat dan terentang lebar kesamping. Memamerkan celah aurat
kewanitaannya yang telah benar-benar basah.
“Woooowwwww...” Pekikku tertahan “Merah
bangeeet... “ Ucapku spontan ketika aku bisa melihat vagina
ibu mertuaku.
Tiba-tiba, tubuh Mama Sarah bergetar, dan bulu
kuduknya merinding. “Ayo sayang… Cepet telentang... Mama udah nggak sabar... Mama pengen
cepet-cepet masukin
kontol besarmu ke memek Mama...” Kata
Mama Sarah sembari mendorong tubuh Markus supaya terlentang. Lalu
iapun mulai merayap naik.
“Kontol besarmu ini benar-benar membuat Mama
ketagihan...” Ucap ibu mertuaku sambil mendekatkan vagina
beceknya ke selangkangan Markus.
“CLEEEEPPPP…...”
“Ooouuuggghhh…. Besaaar sekaaaliiiii
sayaaang...” Lenguh Mama Sarah.
Entah kaRena penis Markus yang terlalu besar
atau vagina ibu mertuaku yang terlalu sempit, dimataku, persetubuhan itu
terlihat begitu susah. Berulang kali aku melihat batang penis Markus membengkok
setiap kali Mama Sarah mencoba mendudukinya. Hingga akhirnya, vagina Mama Sarah berhasil melahap kepala penis Markus.
“Oouugghh… Pelan-pelan sayang... rasanya sakit banget...” Desah Mama Sarah.
“Ehhhmmmhh... Sakit tapi enak khan maaahh….?” Canda Markus sambil terus menerus
meremas dan menjilat manja
payudara besar ibu mertuaku.
“......” Mama
Sarah tak menjawab sepatah katapun, ia hanya bisa mendesah dan mengangguk
pelan.
Melihat lawan bercintanya diam tak berkutik,
Markus mendadak diam. Ia menatap mata Mama Sarah tajam-tajam, kemudian dengan
penuh perhatian, lelaki pengangguran itu mulai mengecup puting payudara Mama
Sarah.
"Kamu cantik banget
mah.....Kamu benar-benar cantik” Puji Markus sambil
memeluk tubuh wanita setengah baya yang ada di depannya itu.
“Hari ini... Aku merasa kalo aku adalah pria yang
paling beruntung di dunia... Bisa merasakan keistimewaan ‘perhatian’ darimu
mah... Denganmu... aku benar-benar merasa seperti jatuh cinta lagi...”
"Dasar
buaya busuk..." Umpatku
dalam hati "Sempet-sempetnya ia merayu ibu mertuaku... "
“Ooohh sayaaannggg..... Mama sayaaanng
kamuuu.....” Kata Mama Sarah tiba-tiba sambil memeluk tubuh Markus erat-erat.
"Mama juga seneng bisa memberikan kepuasan padamu sayang..."
KaRena terlalu bersemangat mendengar pernyataan Mama
Sarah, Markus secara spontan memeluk tubuh wanita yang ada didepannya itu
dengan kuat. Ia sepertinya lupa jika posisi jongkok Mama Sarah diatas penisnya
waktu itu, masih belum sempurna untuk mendapat tusukan secara tiba-tiba.
Akibatnya, tubuh ramping Mama Sarah langsung meringsek maju kedepan dan
vaginanya ambles kebawah. Menelan hampir seluruh batang panjang penis Markus
dalam-dalam.
“Hheeeeegggghhhh.....” Teriak Mama Sarah
tertahan. Matanya terpejam, ujung alisnya berkerut, dan urat di lehernya mendadak bertonjolan.
“Ooouuugghhh…” Aku bisa membayangkan, betapa sakitnya vagina
Mama Sarah waktu itu.
Sekuat tenaga, Mama Sarah meronta sambil menjerit
histeris. Ia mencoba bangun, menjauh, dan melepaskan vaginanya dari tusukan
penis Markus. Kedua tangannya buru-buru bertopang pada paha Markus, berusaha
menahan berat tubuhnya supaya tak semakin turun.
“Aaarrrgghhh... Pelan-pelan sayang..... Sakit
baangeeett...” Teriak Mama Sarah.
“Maaf mah..... Maaf...” Ujar Markus yang langsung
dengan sigap, menangkap pantat Mama Sarah. Mencegah supaya vagina wanita seksi
itu tak semakin dalam terbenam kebatang penisnya.
“Sakit banget sayaaanngg...”
“Maaf maaah... Markus terlalu bersemangat...”
"Pasti
memek Mama Sarah sempit sekali..." Batinku. KaRena dari sikapnya barusan, aku bisa
tahu jika Mama Sarah belum pernah merasakan batang kelamis sebesar penis Markus
sebelumnya.
Kembali, sedikit
demi sedikit, Mama Sarah dan Markus mencoba menikmati
persetubuhan pertama mereka. Namun kaRena kepiawaian Markus dalam membimbing
wanita lawan mainnya, tak memerlukan waktu lama, mereka berdua sudah mulai melenguh-lenguh keenakan. Terbukti dari gerakan pantat Mama Sarah yang
mulai maju mundur dengan luwes.
"Masih sakit mah...?"
"Emmpphhhhffff... “ Mama Sarah menggelengkan
kepalanya
“Udah agak mendingan...?"
“Heeeegghhh...” Angguk Mama Sarah mengiyakan.
“Kalo memek Mama masih belum terbiasa ama kontolku... Masukinnya pelan-pelan ajah yaa maah... " Pinta
Markus "Aku nggak pengen Mama
kenapa-napa... "
"…..." Lagi-lagi Mama Sarah tak menjawab kalimat
Markus. Sambil terus menggigit-gigit bibir bawahnya, ia hanya tersenyum dan memeluk manja tubuh lelaki yang bukan suaminya
itu.
"Atau… Kalo Mamah sudah nggak sanggup dan
ingin berhenti, kita bisa menyudahi percintaan ini..." Goda Markus sok jual mahal.
"JANGAAAANNN... " Hardik Mama Sarah "Mama masih bisa kok...
Mama masih sanggup..."
"Beneran
nih mah...?"
"Iiiyaaahhhh sayang... “ Ucap Mama Sarah
mencoba meyakinkan “Mana mungkin Mama menyia-nyiakan kontol nikmatmu dan
memilih berhenti begitu saja"
"Ooooouuuhhh... Mama Rena... Aku saaayaaaang banget ama kamu mah..."
Mendengar ucapan sayang dari Markus, Mama
Sarah seolah mendapat kekuatan baru. Tak ayal, ibu
mertuaku itu menjadi bersemangat dan mencoba menurunkan
pinggulnya lebih rendah lagi.
Tak henti-hentinya Mama Sarah melenguh-lenguh,
seiring usahanya memasukkan penis raksasa Markus kedalam vagina basah miliknya.
Turun... Naik... Turun... Naik...
Hingga akhirnya, vagina becek ibu mertuaku itu
bisa menelan lebih dari separuh batang penis Markus.
“Sssshhh..... Memek Mama terasa penuh banget
sayang..."
Dari jarak yang lumayan dekat ini, aku bisa
melihat betapa menyeramkan batang kelamin Markus. Batang itu benar-benar besar, hitam dan panjang. Aku dapat melihat jika vagina Mama Sarah sudah
tak mampu mengakomodasi kebesaran batang kejantanan Markus. Dari raut wajah,
urat di kening dan leher Mama Sarah yang bertonjolan, aku kembali membayangkan,
jika vagina miliknya tak bakal mampu menelan seluruh batang penis lelaki
dihadapannya.
“Ooouughhh... Ayo Mah... Masukin
sedikit lagi... Kontol Markus belom masuk semua...”
“Hhhgggghhh…. Udah mentok saayang... Nggak bisa masuk lagi...” Lenguh Mama Sarah kembali mencoba meyakinkan
Markus. “Kepala kontolmu sudah nabrak mulut rahim Mamah….”
"Aaayo maahh... Sedikit lagi..."
"Nggak bisa sayang... Kalo Mama terusin, bisa jebol deh memek
Mama..." Canda Mama Sarah
manja.
"Hahahaha... Mama ada-ada ajah... Mana
bisa memek jebol gara-gara ditusuk kontol..."
"Beneran sayang... Rasanya perih banget... Memek Mama seperti
mau robek..."
“Masa maah? Padahal khan belom masuk semua...”
“Ueedann... Mana ada wanita yang bisa dimasuki semua
kontol besarmu ini sayang...?” heran Mama Sarah.
“Ada kok.....”
“Siapa sayang...?”
Markus kembali tersenyum lebar. Sambil menatap
mata Mama Sarah tajam, ia menyebut satu nama. “Satu-satunya memek wanita yang
bisa kontol Markus sodok sampe mentok adalah…... Sarah Widiyanti…. Anak Mama...”
“Haaah... Sarah...?” Tanyaku dalam hati. Aku tak menyangka jika vagina istriku itu
mampu menerima sodokan batang sebesar itu.
“Sarah…?” Tanya Mama Sarah heran. ”Serius...? Memek Sarah bisa nelen seluruh panjang kontolmu sayang?”
Tak menjawab, Markus hanya terus tersenyum
sambil mengangguk pelan.
“Ueedan… Mama nggak nyangka anak Mama bisa
nerima sodokan kontol sebesar ini” Heran Mama Sarah “Padahal kamu sodok gini
aja, kepala kontolmu sudah neken mulut rahim Mama….”
Kembali, Markus hanya tersenyum-senyum sambil
sesekali meremas payudara besar Mama Sarah.
“Hmmm… Mama tahu… Pasti kamu sudah meniduri
Sarah sejak lama...” Tebak Mama Sarah
“Iya khaannn...?:
Merasa tebakan Mama Sarah benar, “Hahaha….”
Markus tiba-tiba tertawa lebar
“Kalo dihitung-hitung… Markus mungkin sudah
nidurin istri Surya semenjak dua tahun belakangan ini mah….”
“Pantesaaannn…
Hahaha…...” Mama Sarah pun ikut
tertawa.
“Iya donk…. Nggak mungkin lah wanita secantik
Sarah bisa Markus diemin saja mah?” Jelas Markus sambil
mengecupi kedua payudara ibu mertuaku
“Surya-nya aja yang nggak pernah bersyukur…
Udah dapet wanita sesempurna Sarah, Surya sia-siakan… “
“Oh sayang… begitu perhatiannya kamu dengan
Sarah...” ucap ibu mertuaku sambil memeluk tubuh kurus Markus erat-erat. ”Memang deh… Sarah nggak salah memilih
selingkuhan….”
“Hahaha….” Tawa Markus lagi. “Yaudah… semenjak
Sarah tahu perselingkuhan yang Surya
lakukan ke banyak wanita… Sarah akhirnya meminta Markus supaya menggantikan
posisi Surya untuk memenuhi kebutuhan birahinya…”
Lelaki jahanan itu telah meniduri istriku sejak
lama. Bagaimana bisa istriku menyembunyikan hal ini dariku? Pantas saja, aku
merasa akhir-akhir ini ada yang beda dari dirinya. Ternyata, dari percakapan
Markus dan ibu mertuaku, aku baru sadar
akan keganjilan sikap Sarah setiap kali ia pulang dari kegiatan luar rumahnya.
Istriku selalu pulang dengan kondisi
benar-benar horny. Setiap kali selesai keluar rumah, ia memintaku supaya segera
menjilati vagina basahnya, menyetubuhinya dengan kasar dan menumpahkan spermaku
dalam vaginanya.
Dan dari penjelasan Markus, aku bisa menemukan
jawaban dari satu pertanyaanku besarku setiap kali istriku pulang dari kegiatan
luar rumahnya. “Mengapa setiap kali Sarah pulang, aku mendapati jika vagina
istriku terasa begitu longgar….?”
"Makasih ya sayang... Kamu udah memperhatikan kebutuhan anak
Mama..."
"Aaah Mama... Biasa aja kali mah... Memang sudah tugas Markus untuk bisa menolong
wanita secantik Sarah..."
"Makasih sayang... Dan sebagai
imbalannya, kamu bisa nikmatin tubuh Mama... Kapan saja... Dimana saja...
"
"Beneran mah?"
"IYA..." Mama Sarah mengangguk dengan yakin "Kamu bisa nikmatin
tubuh Mama sepuasnya..."
"Aku sayaaang kamu maaaah..." girang
Markus sambil memeluk tubuh ramping ibu mertuaku itu.
"Udah-udah... kalo pelukan mulu... kapan
kamu bakal ngentotin Mamanya?.l"
"Oiya ya... Yuk mah... Kita lanjutin
lagi..."
Tak
perlu menunggu terlalu lama, mereka berdua sudah kembali tenggelam dalam
desahan dan teriakan kenikmatan. Tanpa rasa malu, kedua insan ini tak
henti-hentinya meracau seiring persetubuhan mereka. Kalo kata orang yang sedang
dimabuk asmara “Dunia serasa milik mereka berdua…”
“Oooouuughh... Sayaaaang… Sssshhhh... Garukan
kontolmu terasa enak sekali..." puji Mama Sarah. "Nggak heran kalo
Sarah tergila-gila padamu.
"Ah Mama bisa ajah... Jepitan memekmu
juga enak mah...Peret bangeeet..."
“Ayo sayang… Terus... Entotin Mama terus…
Entotin Mama...” ucap Mama Sarah bak pelacur murahan yang mulai melakukan aksi
birahinya, menggerak-gerakkan pinggulnya dengan ganas.
Gila. Ini keluarga gila. Nggak anak, nggak ibu, semuanya gila akan seks.
“Ooouuugggg..... Saayaaanng... Eeeenak banget...”
teriak Mama Sarah keenakan.
Tubuh seksi ibu mertuaku menggelinjang-gelinjang
tak terkontrol, tubuh rampingnya melengkung-lengkung kebelakang dan
menghempas-hempaskan pinggulnya ke selangkangan Markus. Payudara besarnya
terombang-ambing, bergelayutan pasrah dan menampar-nampar wajah Markus.
Gerakannya sungguh brutal.
Mendapat perlakuan brutal seperti itu, mau tak mau, Markus pun terlihat
kewalahan. Dengan susah payah, Markus berusaha untuk dapat meladeni terjangan
pinggul dan hantaman payudara besar Mama Sarah dalam posisi terus duduk.
“Mama Reenaaaaa.... Goyanganmu enak bangeeett maaahhh...”
“Hhhooouuuuggghhhh.....” Teriak ibu mertuaku berulang-ulang. Tanpa sengaja,
ia menekan vaginanya serendah mungkin ke arah selangkangan Markus dan menelan
penis besar itu dalam-dalam. Berulang-kali tubuh seksi ibu mertuaku itu
bergidik-gidik, mengelejat liar, dan bulu kuduknya merinding, menandakan
persetubuhan yang ia rasakan benar-benar dahsyat.
Dan benar, beberapa
menit kemudian, tubuh Mama Sarah kembali bergetar hebat. Sepertinya ia akan segera
mendapatkan orgasme pertamanya.
“Ooouuccchh… Saaayaaanngg… Mama mau keluar…. “
Jerit Mama Sarah histeris.
“Bentar mah… Bentar… Kita keluar
bareng-bareng….”
Alih-alih menunda orgasmenya, Mama Sarah mulai
menjambak-jambak rambut Markus dengan brutal. “Mama nggak sanggup lagi sayang…
Mama udah nggak kuat lagi…” teriak Mama Sarah tak henti-hentinya. Hingga pada
akhirnya,
“Ooouuugghhtt…. Ssaayyaaannngggg… Aku
keluaaaarrr… Ooouugghhh… Ssshhh..”
Mirip seperti orang ayan, gerakan tubuh Mama Sarah
menjadi tak terkontrol. Meliak-liuk, tak karuan sambil menancapkan kuku jemari
lentiknya ke punggung Markus.
Tak Mau kalah, Markus pun tiba-tiba berteriak
keenakan.
"Mamaaaaaa Reeenaaaaaa... Aku juga keluar
maaahh....” Jerit Markus yang mendadak memeluk tubuh ramping ibu mertuaku
sambil membanamkan wajahnya di payudara besar beliau.
“Hooooouuuuuugggg.... Maaamaaaahhh....” Erang
Markus yang terus-terusan menghajar vagina legit Mama Sarah.
Hampir semenit, kedua manusia penggila birahi itu
melenguh-lenguh keenakan. Berulang kali mereka mengucapkan kata “Sayang” “Enak”
dan “Puas”. Sama sekali tak mempedulikan dengan kegaduhan yang mereka lakukan.
Hingga akhirnya, tubuh Mama Sarah melemas dan ambruk dipangkuan Markus, mereka berdua duduk saling berpelukan, terdiam dan
mencoba menyelaraskan nafas. Markus memeluk tubuh Mama Sarah yang ada di
pangkuannya, dan Mama Sarah tak henti-hentinya mengecupi wajah Markus.
Walau dari kejauhan, aku bisa melihat puncak
kepuasan mereka berdua dengan jelas. Berulang kali, aku bisa mellihat pinggul Mama
Sarah yang masih saja mengelejat, menandakan jika vagina sempitnya masih
berkontraksi nikmat.
“Enak Mah...?” tanya Markus bego, sambil memeluk tubuh ibu mertuaku.
“Hoo’oohh.... “ Kata Mama Sarah
Melihat persetubuhan Mama Sarah dan Markus,
aku merasa nafsuku benar-benar tak tertahankan lagi.
“Goyangan Mama Sarah hebat banget….” Kataku
dalam hati. “Pasti memeknya saat ini memijat-mijat batang penis lelaki brengsek
itu.….” Tambahku
Sekali lagi, aku kembali membayangkan betapa
keset vagina milik ibu mertuaku.
“Beruntung sekali si bangsat Markus itu, bisa
merasakan kenyotan memek ibu mertuaku…”
Okelah, walau aku sudah merasakan berbagai
macam payudara, vagina bahkan anus wanita selingkuhanku, namun tetap saja aku
ingin merasakan kenikmatan tubuh wanita yang satu ini.
Mama Rena, Mama kandung Sarah, ibu mertuaku.
Entah kenapa, begitu melihat kemolekan tubuh indahnya, aku ingin sekali untuk
bisa menyetubuhinya. Melihat Markus yang tak henti-hentinya menghisap,
mengenyot, dan meremas payudara besar ibu kandung istriku, membuat nafsu birahi
di dadaku semakin berkobar-kobar. Mendengar suara desahan kenikmatan dari mulut Mama Sarah yang
terdengar begitu merdu ditelingaku, membuatku merasa ingin meledak. Merekam
setiap inchi tubuh telanjang ibu mertuaku ditambah goyangan-goyangan pinggulnya
yang semakin buas, membuatku ingin menerjang Markus dan menggantikan dirinya
untuk dapat menikmati tubuh bidadari itu.
Aku benar-benar merasa iri. Bagaimana tidak?
Hanya dalam waktu tak sampai seminggu, lelaki bajingan seperti Markus itu sudah
dapat merasakan kenikmatan tubuh ibu mertuaku. Walau kemaren aku pernah
merasakan seks oral yang sama dengan apa yang Markus rasakan beberapa saat
tadi, namun aku masih merasa iri dengan keberuntungan Markus. Markus sudah bisa
merasakan kenikmatan jepitan vagina wanita yang telah melahirkan istriku.
“Mau lanjut nggak mah...?” Tanya Markus memecah kesunyian waktu rehat
mereka.
“........” Mama Sarah tak manjawab, ia hanya mengangguk dengan yakin.
“Gila... Markus benar-benar nggak kenal
lelah...” kataku dalam hati.
Aku, dan banyak lelaki lain, mungkin perlu waktu
istirahat sekitar 15-30 menit untuk dapat melakukan persetubuhannya lagi
setelah baru saja orgasme.
"Kontol mas Markus, akan selalu siap
memuaskan birahi setiap wanita mas, tak peduli sebanyak apapun pejuh yang ia
keluarkan ketika orgasme..." Ingatku terhadap ucapan Sarah, beberapa waktu
lalu.
Kali ini, aku benar-benar mengakui kehebatan
Markus. Dia sama sekali tak mengenal lelah. Staminanya benar-benar hebat. Dan
penisnya benar-benar kuat.
Sangat jauh berbeda denganku.
Sembari mengamati kondisi sekitarku yang masih
saja sepi, aku melihat mereka berdua akan memulai persetubuhan kali keduanya
itu.
“Bangun mah... Markus pengen doggy...”
“Eeehhhhh... Bentar ya sayang... " Jawab Mama Sarah dengan nada
bingung.
"Markus mau sekarang... "
"Tapi.... Tapi memek Mamah masih ngilu....”
“Hehehe.... Tenang saja mah... Markus punya
banyak cara kok buat ngatasinnya...”
Dengan santai, Markus mengangkat pantat ibu
mertuaku. ia berusaha melepaskan vagina Mama Sarah yang menancap erat di batang
penisnya.
“Ooouugghh... Ngilu sayaaang....”
“......... “ Tak menggubris desahan ibu kandung
istriku, Markus terus berusaha untuk dapat mengangkat pantat beliau.
"Aduh sayaaanng... Istirahat bentaran
napa... Masih ngilu niieehh... " Raung Mama Sarah "Masih ngilu
ngerasain kelejet-kelejetannya..."
"............" Tak menjawab, Markus
hanya tersenyum sambil terus berusaha menyingkirkan tubuh seksi Mama Sarah dari
pangkuannya.
"Dasar lelaki nggak ada puasnya..."
Gerutu Mama Sarah. Mau tak mau, Mama Sarah pun mengiyakan permintaan Markus.
Dengan malas, Mama Sarah menegakkan tubuhnya dan mencabut vaginanya.
“PLOPP....” Suara vagina Mama Sarah begitu
terlepas dari tusukan penis Markus.
“Ooouuuggghh... Ssshhhh... “ Desah Mama Sarah
nikmat.
Mendadak, begitu Mama Sarah telah melepas
vaginanya dari batang penis Markus, cairan putih kental meluncur turun dari
selangkangannya.
“WOOWWW...” Pekikku tertahan. “Seksi sekali...”
Melihat cairan yang keluar dari vagina ibu
mertuaku, aku bisa langsung mengetahui cairan tersebut. Cairan itu mirip
seperti cairan yang selalu menempel didalam celana dalam istriku setiap kali ia
pulang maen. Cairan itu mirip seperti cairan yang selalu keluar dari vagina
istriku setiap kali ia pulang dari acara malamnya.
“Cairan itu adalah sperma.. “ Kataku.
"Markus benar-benar membuang spermanya didalam rahim ibu mertuaku..."
“Ayo telentang mah...” Pinta Markus singkat “Buka
pahanya lebar-lebar...”
Dengan malas-malasan, Mama Sarah pun menuruti
permintaan Markus.
“Pelan-pelan ya sayang masukin kontolnya... Memek
Mama masih ngilu...” Ucap Mama Sarah ketus. Sepertinya Mama Sarah merasa sebal
kaRena Markus tak memperbolehkan dirinya menikmati orgasmenya barusan.
“......” Tak menjawab kalimat Mama Sarah, Markus
hanya meremas-remas paha dalam dan
gundukan daging vagina Mama Sarah yanh masih becek.
Perlahan, Markus mengusap sambil menowel-towel
kelentit Mama Sarah yang masih memerah bengkak, sambil terus merentangkan paha
ibu mertuaku itu lebar-lebar. Lalu tiba-tiba, Markus menundukkan kepalanya
kearah selangkangan Mama Sarah dan menjilatinya perlahan.
“Auuuwww... Sayaaannggg.... Geliiii.....” pekik Mama
Sarah yang mencoba menahan kepala Markus supaya tak merangsek ke vaginanya
lebih jauh lagi.
“...... “ Lagi-lagi, Markus sama sekali tak
menghiraukan desahan manja ibu mertuaku.
Dengan santai, Markus berulang kali menepis
tangan Mama Sarah yang menghalangi jilatan lidahnya. Seolah pengembara yang
haus akan air di padang pasir, Markus melakukan jilatan demi jilatan kearah
vagina Mama Sarah dengan nafsu. Ia terlihat benar-benar menikmati vagina tanpa
rambut milik ibu mertuaku itu.
"Ouuucccchhh... Saaayaaaang..... Geliiiiii....
" Jerit Mama Sarah lantang. Berulangkali, ibu mertuaku itu mencoba
menyingkirkan jilatan lidah Markus dari vaginanya, namun berulangkali juga ia
gagal melakulannya.
Tanpa rasa jijik sedikitpun, selingkuhan istriku
itu membersihkan semua lendir vagina berikut campuran sperma yang keluar dari
vagina ibu mertuaku. Menjilat, mencucup, dan meminum semua cairan yang keluar
dari vagina merah itu hingga benar-benar bersih.
“Sodok sekarang ya sayang....” Kata Mama Sarah
manja.
“Tadi katanya ngiluu....” Jawab Markus sok jual
mahal lagi.
“Ayo sayang.... buruan sodok... “ Kata Mama Sarah
lagi sambil mulai membenam-benamkan kepala Markus kearah selangkangannya.
“Memek Mama udah gatel.... pengen cepet-cepet
kamu tusuk...”
“Hmmm... Yaudah... Tapi kali ini Markus pengen doggy…”
“Ooouuggghhh… Doggy...?”
Goda Mama Sarah sambil bangun dari posisi tidurnya. "Sekarang giliran kamu
yang mulai nakal..."
"Ayo mah... Nungging..."
“Hmmm.... Dikasih nggak yaaa....?”
Merasa tak sabar, Markus buru-buru menangkap
tubuh Mama Sarah dan membalikkan badannya dengan paksa. Ia sepertinya juga tak
mampu menahan nafsu untuk segera menyetubuhi ibu kandung selingkuhannya itu.
“Markus sodok ya mah...” Dengan mudah, Markus
mengangkat pinggul wanita setengah baya itu. Memposisikan supaya menungging,
dan merentangkan pantatnya lebar-lebar.
"Pelan-pelan sayang..."
“CLEEEPPP…”
“Ouuugghhh.....” Desah Mama Sarah seiring tusukan
tegas Markus.
Dengan gampang, kepala
jamur raksasa milik penis selingkuhan istriku menyeruak masuk ke vagina ibu mertuaku dengan mulus. Begitu
pula setengah batang beruratnya, berhasil masuk tanpa
hambatan yang berarti.
Kali ini, persetubuhan kedua mereka dapat
dilakukan dengan lebih cepat. Mungkin kaRena lendir
yang keluar dari vagina Mama Sarah-lah yang membuat batang raksasa Markus itu
dapat keluar masuk dengan mudah.
“Aaauuuuwww…. Enak banget sayang… Enaaak
Bangeeettt… “ Persetubuhan yang pada awalnya mereka lakukan tanpa banyak kata,
perlahan mulai terdengar kembali.
“Ooouuuhhhh…Terus
sayang... Terusss... ”
Desahan, Lenguhan, teriakan, dan suara-suara
kepuasan mereka makin lama makin menggelora. Suara mereka seolah
bersahut-sahutan. Hingga tak berapa lama kemudian, suara mereka mirip seperti
apa yang istriku dan Markus lakukan waktu mereka bercinta pertama kalinya
setelah tiba di rumah ini. Mereka berdua tak henti-hentinya berteriak
Apakah Mama Sarah tak sadar jika anak semata
wayangnya sedang tidur di kamar yang tak jauh dari kamar tempat mereka
bercinta? Apakah
mereka tak khawatir jika Sarah bisa terbangun dan mengetahui selingkuhannya
juga menikmati tubuh ibu kandungnya?
“Biarin aja mas….” Ucap suara wanita yang
tiba-tiba terdengar dari arah belakangku. “Mama juga perlu kepuasan lelaki….”
“Haaahhh? ?” Dengan cepat, aku menegok ke arah
suara itu berasal.
Tak jauh dari posisiku berada, aku mendapati
istriku yang telah berada di dekatku. Entah sejak kapan ia sudah duduk di sofa
yang ada di dekat kamar tamu. Rambutnya kusut, makeupnya
luntur acak-acakan. Baju tidur transparantnya
compang-camping, menandakan jika ia baru saja bangun dari tidur.
“Kenapa dek?…?” tanyaku lagi, meminta
penjelasan dan maksud dari pernyataannya barusan.
“Semua lelaki tuh sama saja….” Kata Sarah.
“Maksud kamu apa dek?”
“Iya… semua lelaki itu sama… Tak pernah ada
rasa bersyukurnya…”
Dengan nada lirih, Sarah menceritakan sebuah
aib yang tak pernah aku tahu. Selama ini, papa Sarah, pak Bardi juga melakukan
sebuah kesalahan yang sama seperti yang aku lakukan. Pak Bardi memiliki wanita
idaman lain. Bukan, bukan
wanita idaman lain, melainkan Pak bardi memiliki istri lain selain Mama Rena.
“Adek punya tiga Mama….”
“Adek merasa hidup dan keluarga adek sudah
hancur…. Papa punya keluarga lain… Mama suka ama lelaki muda… Suami adek tukang
selingkuh… “ bisik istriku lirih. “Biarin lah… Yang penting papa Mama masih
terus bersama… Yang penting mereka selalu ada ketika Sarah butuh…”
Dan kaRena alasan itu, mungkin papa Mama Sarah
memiliki kesepakatan mengenai aturan
pernikahan mereka. Papa Sarah diperbolehkan mengurus keluarga lainnya, selama
bisa bertindak adil. Dan Mama Sarah, memanfaatkan kesepakatan mereka dengan
cara bersenang-senang dengan lelaki lain. Tentunya Mama Sarah melakukan
kesenangan itu tanpa sepengetahuan papa Sarah.
“Jadi semua ini terjadi semenjak kamu SMP
dek?”
“…….” Tak menjawab pertanyaanku, sambil mulai
menyalakan rokok yang ada di tangannya, Sarah hanya mengangguk pelan.
“Deeekk…? Se… Sejak kapan kamu merokok…?”
“Sudahlah mas…
Gausah banyak Tanya-tanya lagi…. Kalo mas nggak
suka dengan segala perubahan yang terjadi dalam diri adek, mas bisa tinggalin
adek sekarang juga… Ceraikan adek…”
“………...” Gantian, sekarang aku yang memutuskan
untuk tak membalas semua kata-kata istriku.
Satu-satunya alasan kenapa aku nggak pernah mau menceraikan istriku adalah,
“Sarah itu istri pembawa hoki...” Ucap seorang lelaki tua yang pernah
berbincang denganku dulu. “Dengannya... Kamu nggak akan pernah merasa
kekurangan... Semua keinginan, cita-cita dan tujuan yang kamu inginkan bisa
terwujud dengan adanya dia disisimu....”
Percaya atau tidak, buktinya memang nyata. Semenjak Sarah menjadi istriku,
sudah tak terhitung lagi berapa banyak proyek, rejeki, dan keuntungan yang
telah aku dapatkan. Dan semenjak Sarah menjadi istriku, kesuksesan berada tak
jauh dari sisiku.
Namun, aku pikir, saat ini bukanlah saat yang tepat bagiku untuk
menceritakan perbincanganku dengan lelaki tua itu. Mungkin cerita itu akan aku
uraikan dilain kesempatan.
“Sekarang terserah ya mas… Adek sudah bosan
dengan ini semua… Adek ingin melakukan apa yang adek mau… Adek nggak mau
dipusingkan dengan masalah perselingkuhanmu, masalah orang tua adek, atau
masalah-masalah laennya” potong Sarah “Yang jelas…. Selama Mama dan papi senang, adek nggak
masalah dengan semua ini…”
“Satu lagi mas… Satu yang perlu mas ingat, kaRena kelakuan tololmu itu adek jadi
begini… Oleh kaRenanya, adek mohon… Mas jangan pernah
sekalipun untuk mencoba melarang atau menghalang-halangi segala macam kesenangan yang adek coba untuk
lakukan… KaRena semua ini kamu yang mulai…”
“TING TONG…...”
Tiba-tiba. Terdengar suara bel dari arah pintu
depan. Aku yang agak sedikit kaget, cepat-cepat mengalihkan perhatianku pada
istriku dan melihat kearah kamar tidurnya. Kearah Mama kandung dan selingkuhan istriku
yang sedang memadu birahi mereka.
"Mama pasti sedang merasa keenakan...
" Ucap Sarah yang tiba-tiba telah
berada tepat disampingku, dan mulai menyaksikan persetubuhan yang
dilakukan ibu kandungnya.
Mendadak, begitu Sarah berada di dekatku, aku
baru sadar jika rambut kusutnya bukan kaRena bekas bantal ketika ia tidur.
Akupun baru sadar jika saat itu, aku bisa mencium ada aroma amis yang terpancar
dari tubuh istriku. Aroma amis yang khas, mirip aroma cairan pemutih dari arah
rambut panjangnya.
“Pasti itu ulah si bangsat Markus...” Geramku
sambil mencoba melihat sosok istriku lebih seksama lagi. "Rambut Sarah kusut dan beraroma amis pasti kaRena terkena
spermanya.."
Tanpa merasa kesulitan, aku bisa tahu jika
masih banyak noda spema kering Markus yang berada di sekujur tubuh istriku. Di
lehernya, dagu kanannya, dadanya, pundaknya, semua tak luput dari semburan
cairan putih kental itu.
"Semalam, si Bangsat Markus pasti habis
bersenang-senang dengan istriku.." Geramku.
“Masukin lebih dalem lagi sayang...” Pinta ibu
mertuaku manja.
Kembali, perhatianku fokus kearah posisi bercinta
ibu mertuaku. Ternyata posisi bercinta mereka sudah berubah. Sekarang mereka menggunakan posisi
missionaries, lelaki diatas wanita dibawah. Sambil terus
meremas payudara ibu mertuaku, Markus yang telah meletakkan
kedua betis Mama Sarah di pundaknya, mulai membombardir vagina
Mama Sarah dengan penis panjangnya.
“Ssshhh…. Terus sayang…. Sodok terusss…
Terus….” Pinta Mama Sarah yang sudah sangat terangsang sambil terus melingkarkan kaki jenjangnya ke leher Markus.
Keduanya terlihat begitu asyik, sampai-sampai
mereka sama sekali tak terganggu oleh suara bel rumah yang baru saja berbunyi.
"Lihat senyum Mama deh mas... " ucap
Sarah menunjuk kearah ibunya yang sedang menunggangi penis Markus "Bersama
mas Markus, Mama terlihat begitu bahagia..."
Kulihat,
bibir tipis Sarah tersenyum, matanya menatap persetubuhan ibu kandungnya dengan
tatapan kosong.
"Mas Markus... Dia memang seorang pejantan sejati... Dia bakal selalu memuaskan semua wanita-wanitanya..." ucap Sarah
lirih.
Tiba-tiba, istriku melihat kearahku. Bibirnya
masih tersungging tipis. "Kamu horny ya mas...?" Bisiknya padaku.
"Ma...Maksud kamu dek?"
"Iya... Kamu ngaceng khan?..."
Tanyanya lagi sambil melirik dan menjulurkan tangannya ke arah celana kolorku
yang sudah menonjol. Perlahan, ia mulai meraba, lalu mengusap penis tegangku dari
luar celana.
"Kontolmu keras banget mas..." Bisik Istriku “Kamu
pasti kepengen ya...?”
"......" KaRena malu, aq memilih
untuk tak menjawab kalimat Sarah barusan.
“TING TONG... TING TONG....”
Sekali lagi, terdengar suara bel yang menggema di
seluruh penjuru rumah. Dan sekali lagi, tak ada seorang pun yang
mempedulikannya. Mama Sarah dan Markus, benar-benar seperti orang buta tuli,
sama sekali tak mempedulikan apa yang terjadi di sekitar mereka.
Termasuk diriku, yang juga mencoba tak
menghiraukan tamu yang ada di pintu depan. Aku hanya berusaha fokus untuk
menikmati keindahan goyangan tubuh ibu mertuaku ketika ia bercinta dan
merasakan kenikmatan kocokan tangan istriku.
Tiba-tiba, Sarah menurunkan bagian depan celana
kolorku lalu menarik dan meremas batang penisku.
“Deek... “ pekikku lirih.
“Sshhh..... “ Bisik Sarah pelan sambil
menempelkan jemari telunjuk tangan kirinya didepan mulutku. "Jangan
berisik mas... Nikmatin ajah..."
Perlahan, jemari tangan istriku mulai mengurut
penis tegangku. Aku yang semula kaget, lambat laun mulai menikmati remasan
jemari tangan istriku. Benar-benar sebuah sensasi yang sulit untuk dapat aku
lupakan. Melihat persetubuhan ibu mertuaku sembari merasakan nikmatnya remasan
lembut tangan istriku, membuat birahiku semakin memuncak.
"Mama seksi banget ya mas?" Tanya Sarah tiba-tiba tanpa menghentikan urutan tangannya pada batang
penisku.
Sejenak, ia berhasil lagi
membuyarkan perhatianku.
"Liat deh goyangan Mama...
Benar-benar hot..."
"......" Lagi-lagi, aku
diam, tak berkomentar apapun. Hanya bisa
merem melek keenakan.
"Kadang Sarah merasa iri ama
Mama..."
"I... Iri...?"
"Liat aja mas... Di usianya
yang sudah menginjak 40an, Mama masih terlihat begitu menawan..."Ucap
Sarah sambil terus mengocok batang penisku "Tubuhnya masih langsing, kulitnya masih kenceng,
dan teteknya itu loh... Besar banget..."
"Terus
sayang... Teruuusss... Ooooowwwhhh...
" Teriak Mama Sarah disela-sela curhat anaknya padaku.
"Mama selalu bisa dengan mudah menarik perhatian bayak lelaki..." Sambung
istriku lagi "Termasuk menarik
perhatian mas Markus...” Tambah Sarah sambil menghela nafas panjang.
“Semenjak datang kerumah ini, ia sudah benar-benar kepincut dengan
Mama Sarah"
"Iya... Kepincut untuk bisa ngentotin memek Mama kamu
dek...." batinku dongkol yang terus mendengar cerita
Sarah.
“Sejak kali pertama adek kenalin Mama
ke mas Markus, berkali-kali mas Markus meminta ijin Sarah supaya bisa dekat
dengan Mama... “Jelas Hingga akhirnya, Sarah mengijinkan dia untuk bisa
menyetubuhi Mama..”
“Kamu nggak pengen mas…?” Tanya istriku lagi.
“Ssshhh..... Pengan apa dek…?” Jawabku bingung dengan
nada keenakan.
“Pengen itu… “ ucap Sarah sambil memonyongkan
bibirnya kearah persetubuhan Mamanya dengan Markus.
"Begituan...?" tanyaku mencoba
meyakinkan
"Iya... Begituan... ”
"Begituan...?”
Aku semakin bingung. “Begituan ama syapa dek? Ama Mama kamu...?”
“Ya ama adeklah mas… Emang mas mau ngentot ama
syapa lagi...?"
“Mak... Maksud aku…. “
“Oooowww…. Adek tahu… “ Kata istriku tiba-tiba sewot. Dengan sebal, penisku
yang semula dikocoknya perlahan, langsung saja ia buang keras-keras. “Jadi mas juga pengen ngentotin Mama adek…?”
“Bu… bukan gitu dek… aku cum….”
“Adek nggak nyangka kamu juga pengen ngentotin Mama adek mas…. Adek benar-benar nggak nyangka…”
“Adek nggak nyangka kamu juga pengen ngentotin Mama adek mas…. Adek benar-benar nggak nyangka…”
“Tunggu penjelasan aku dulu dek…”
“TING TONG…... TING TONG…… TING TONG……”
Kembali terdengar suara bel dari
arah pintu depan. Namun kali ini, sepertinya tamu yang ada di pintu depan sudah
tak sabar lagi menunggu pemilik rumah untuk segera membukakan pintu.
Mendengar suara bel yang cukup mengganggu
barusan, aku langsung menaikkan celana kolorku dan melihat ke arah kamar tidur Sarah.
Aku khawatir, suara tersebut akan mengganggu kesibukan Mama Sarah dan Markus.
Namun sekali lagi aku salah.
“Gila.... Mereka sama sekali tak terganggu....”
Melihat kedua manusia yang sedang bergoyang
memadu birahi, aku kembali fokus dan melupakan suara bel barusan. Terlebih
ketika aku melihat vagina Mama Sarah yang semakin memerah dan belepotan busa
keputihan, kaRena sodokan penis besar Markus, saking terangsangnya.
Aku benar-benar seperti orang yang sedang
terhipnotis. Hanya diam mematung dengan mulut terbuka. Dan ketika Sarah
mellihat tingkah mematungku kaRena terhipnotis akan gerakan tubuh ibu
kandungnya, ia mendadak sewot.
Udahlah mas… adek mau kebawah dulu…” potong
Sarah. “Kamu disini aja mas… Seneng-senengin deh ngelihat wanita yang pengen kamu entotin itu... SEPUAS-PUASNYA….”
Lagi-lagi sebuah kesalahpahaman terjadi antara
aku dan istriku. Dan aku tahu, ketika Sarah emosi atau ngambek, dia tak akan
meladeniku segala macam interaksiku untuk beberapa saat. Yang bisa aku lakukan
hanyalah, menggeleng-gelengkan kepala dan membiarkan emosi istriku turun dengan
sendirinya.
Lagipula jika dipikir-pikir, lelaki normal mana coba, yang mampu menolak jika diajak bersetubuh
dengan wanita se-bohay Mama Sarah? Hanya lelaki gila saja mungkin yang bakal
membuang kesempatan emas itu.
Entah kenapa, dengan berat hati, kutinggalkan
acara menonton persetubuhan ibu mertuaku dengan selingkuhan istriku itu. Lalu
kulangkahkan kakiku kebawah, menyusul istriku kearah ruang tamu.
Sesampainya dibawah, aku melihat dua orang
lelaki dengan pakaian mekanik yang sedang sibuk berbincang dengan istriku.
Sepertinya mereka adalah montir langganan ibu mertuaku.
“Sa... Saya Jali bu… Dan ini anak saya Randu…”
Ucap gugup seorang lelaki tua yang sedang memperkenalkan diri kepada istriku.
“Ke... Kemaren mbok Ratmi... Mbok Ratmi yang menelpon saya bu… “
Tanpa berpikir lama, aku langsung tahu apa
yang menyebabkan lelaki tua ini begitu gugup ketika sedang bercakap dengan
istriku. Kegugupan Pak Jali nya adalah dikaRenakan pakaian tidur transparant
yang dikenakan Sarah waktu itu. Pakaian
biru tipis yang dikenakan Sarah pasti membuat mata kedua lelaki itu seolah ingin
meloncat keluar dari pelupuk matanya.
Terlebih kaRena sinaran cahaya luar rumah yang terang, membuat keseksian
tubuh istriku semakin terlihat jelas. Sama sepertiku barusan
ketika melihat ibu mertuaku bercinta, mereka mematung, mirip orang terkena hypnotis.
“Jangan panggil saya bu donk pak… Panggil aja
Sarah …”
“Eh...Eh iya… Non Sa... Sarah, kemaren mbok
Ratmi yang menelpon saya… Katanya... Kata mbok Ratmi... A... Ada barang yang rusak…?”
Jelas pak Jali yang sedari tadi menatap
heran kearah kerak-kerak putih yang menempel dileher dan dada istriku.
“Ooohhh... Jadi tujuan bapak-bapak kemari adalah
untuk menservice barang saya?” Tanya istriku sambil menekankan kata ‘service’
dengan genitnya.
“IYA... ” Jawab Randu tiba-tiba. “Eh... Maksud
saya... Pasti barang non Sarah puas deh dengan service saya... Ehh.. Aduhh..
Maksud saya...”
“Udah-udah... Sing sopan kowe le...” Potong pak
Jali sambil membekap mulut anaknya supaya diam. “Maafin kelakuan anak saya ya
Non...”
“Hihihi... Kalian lucu banget
deh... “ Tawa istriku masih dengan nada genit. “Eh iya
pak… Yuk ... Kita periksa dulu
barang saya... Eh... Maksud Sarah, mesin
cucinya... " Canda istriku ramah dan mempersilakan kedua orang itu masuk kedalam rumah. "Silakan masuk dulu, mesin cucinya ada di
dekat dapur…” Kata istriku tenang, berusaha tak menghiraukan tatapan mesum kedua lelaki yang
ada didepannya.
Tanpa memperkenalkan diriku, Sarah melangkah
begitu saja melewatiku ke arah belakang rumah.
“Mas Surya... Tolong buatin aer minum buat bapak-bapak ini...” Perintah istriku ketus sambil terus berjalan
“Mbok Ratmi sedang adek suruh beli makan siang...”
“Pe... Permisi pak...” Ucap Randu sopan sambil
sedikit membungkukkan badan ketika ia melewatiku. Disusul oleh pak Jali
yang juga berlaku sama, sedikit membungkuk sopan ketika melewatiku.
“Jadi gini pak... Mesin cuci Mama sepertinya bermasalah... Kenop mesin cucinya
susah untuk diputar, dan mesin pengeringnya terkadang sering mati...” Jelas
istriku panjang lebar, mirip sales mesin cuci. Mereka,
tanpa menghiraukanku sama sekali langsung menuju ke arah dapur dan
meninggalkanku sendiri di ruang tamu.
“Memangnya aku pembantu...?” Gerutuku dalam hati.
Dengan perasaan kesal, aku mencoba untuk tetap
tenang dan mengerjakan apa yang istriku minta. Aku
segera mengikuti ke arah dapur dan mulai berkutat menyiapkan perintah istriku.
“Nih sirupnya dek… mas taroh di atas meja
makan aja ya….”
“…………...” Alih-alih menjawab pertanyaanku, Sarah hanya melengos ketika aku
mendekat kearahnya.
“Iya gitu mas…
Jadi gimana? Bisa khan mbenerin barang saya...? Eh maksud
Sarah, Mesin cuci saya
ini…?” Tanya istriku, lagi-lagi menggoda
kedua lelaki itu. “ Kalo bisa mbenerin dengan cepet… Sarah
kasih hadiah deeeehh...” tambah istriku sambil mengerlingkan mata.
“Sialan….” Gerutuku. “Dengan terang-terangan,
istriku malah menggoda para mekanik ini….
“Hehehe... “ Kekeh pak Jali. “Bisa kok non... Kami pasti bisa kok
ngebenerinnya...”
“Iya Non... Semua masalah mesin cuci non bisa langsung kami atasi dengan
super cepat...” Sahut Randu dengan mata yang tak sekalipun berhenti memandang
tubuh istriku dari ujung kaki hingga ujung kepala.
“Hehehe... Non pasti puas deh...” balas pak Jali yang berlaku serupa.
Sumpah. Melihat tingkah bapak anak yang ada di depanku itu, benar-benar
membuatku muak. Kelakuan mesum mereka sama sekali tak ditutup-tutupi. Terlihat
dengan jelas. Namun anehnya, melihat mereka, istriku bukannya menjadi risih. Ia
malah semakin menggoda mereka, semakin bermain api.
Niatanku untuk menyegarkan badan disela-sela
deadline laporan kali ini sepertinya gagal total. Bukannya mendapat rasa segar,
aku malah mendapatkan nafsu birahi yang meninggi kaRena persetubuhan ibu
mertuaku, rasa sebal kaRena kesalahpahaman istriku, dan emosi yang meninggi kaRena tingkah mesum kedua
mekanik itu.
“Bakal semakin emosi aja nih kalo harus
ngeladenin ini semua…”
“Aku naek ajalah dek...” Ucapku sewot.
“........” Sama seperti tadi, Sarah tak menjawab
kalimatku. Ia hanya melihatku sekilas lalu kembali melengos dan bercanda dengan
para mekanik mesum itu.
Cepat-cepat aku meninggalkan dapur dan segera
balik ke pekerjaanku dikamar atas. Aku mencoba untuk tak akan memperdulikan
semua emosi yang ada di dalam diriku. KaRena tenggat pekerjaanku sudah semakin
dekat, aku harus segera focus dan menyelesaikan semua laporanku.Secepatnya.
Sesampainya di kamar tamu, aku langsung memasang headset, dan kusetel music kencang-kencang. “Aku butuh konsentrasi…”
Namun, walau headset sudah terpasang erat dan
suara music sudah menggemuruh ditelingaku, konsentrasi itu tak juga bisa aku
kumpulkan.
Berkali-kali aku teringat dan membayangkan
tentang persetubuhan yang ibu mertuaku lakukan di kamar sebelah. Dan berkali-kali itu pula, konsentrasiku langsung
buyar. Selain
itu, penisku pun entah kenapa, susah sekali untuk diajak bekerja sama. KaRena walau sudah hampir satu jam aku bekerja, batang
kejantananku itu tak juga melemas.
Mendadak, aku teringat
akan saran yang sering aku dengar dari banyak teman ketika mereka stres kaRena
birahi.
“Satu-satunya cara supaya bisa konsentrasi dan
terbebas dari nafsu birahi adalah dengan cara
bercinta... Atau... Onani…”
KaRena aku tak memiliki partner untuk bercinta,
oleh kaRenanya aku memilih opsi yang kedua.
Tanpa banyak berpikir, aku segera menurunkan
celana kolorku lalu membuka situs porno favorit melalui laptop kerjaku. Sembari menatap layar
monitorku dengan penuh nafsu, aku mulai meremas perlahan penisku yang sudah
mengeluarkan precumnya lalu kugerakkan tanganku naik turun.
Satu film, dua film, tiga film, semua sudah
aku lihat. Namun entah kenapa, walau
sudah melihat beberapa macam film, aku sama sekali tak juga bisa menemukan kenikmatan dari onani kali ini.
Aku tak bisa konsentrasi, pikiranku seolah kembali terus terfokus kepada apa yang sedang terjadi
di kamar sebelah. Di kamar istriku, di dalam kamar tempat Mama Sarah dan Markus sedang memacu birahi.
Suara desahan manjanya, goyangan payudara
besarnya, hempasan pinggul rampingnya, dan kenyotan mulut vaginanya,
benar-benar membuatku mabok birahi.
Tak mampu menahan hasrat, aku segera keluar dari kamar tamu dan segera ke
kamar tidur istriku. Namun, begitu aku sampai didekat pintu kamar tidur Sarah
yang masih saja terbuka, aku tak lagi mendapati persetubuhan ibu mertuaku dan
Markus. Sepertinya
mereka telah selesai. KaRena
yang kudapati saat itu hanyalah dua tubuh telanjang yang telah terkapar lemas.
Nampaknya, mereka berdua tertidur kaRena
kelelahan bercinta. KaRena dimataku, tidur mereka berdua terlihat begitu tenang
dan damai.
Tiba-tiba, aku mendapat ide gila. “Selagi Mama
Sarah tidur... Ini kesempatanku untuk dapat melihat tubuh seksinya dari
dekat...”
KaRena rasa penasaran yang menggebu-gebu, aku
memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar Sarah dan melihat keseksian tubuh Mama
Sarah dari dekat. Dan dengan menjingkatkan jari kaki, aku berjalan
masuk ke dalam kamar tidur Sarah dan mendekat kearah kedua sosok manusia yang
sedang tertidur dengan lelap.
“WOOOWW… BENAR-BENAR TUBUH YANG
MENGGAIRAHKAN…” itu kesan pertama yang terlintas dalam benakku ketika melihat
ketelanjang tubuh Mama kandung istriku.
Dari cara mereka tidur, aku bisa tahu, jika
mereka baru saja melakukan hal yang luar biasa melelahkan. Markus tidur, mendengkur keras
dengan posisi telentang, wajahnya menghadap langit-langit kamar. Sedangkan Mama Sarah tidur dengan kepala bersandar di lengan kiri Markus. Memeluk manja tubuh telanjang Markus sambil tersenyum,
menganggap Markus adalah guling raksasanya.
Tubuh telanjang wanita paruh baya yang ada
dihadapanku ini masih terlihat begitu hot. Sama sekali tak menampakkan jika
Mama Rena telah berusia lebih dari 40 tahun. Dan dibawah terpaan cahaya dari jendela kamar, kulit tanpa lukanya terlihat begitu seksi, mengkilap kaRena keringat, kencang dan terawat.
“Pantat
Mama Sarah memiliki dua buah lesung yang benar-benar dalam…” pujiku dalam hati. “Nggak
heran, jika Mama mertuaku terlihat begitu kuat dan beringas di atas ranjang…”
Senti demi senti, mataku seolah merekam semua
detail yang ada pada tubuh ibu mertuaku itu. Dari ujung kepala hingga ujung kaki aku
perhatikan dengan seksama.
“Benar-benar tubuh indah yang sempurna…” Pujiku lagi “Mama Rena memang benar -benar
seorang bidadari...”
“Kamu benar-benar seksi mah….” Ucapku sembari
mengusap penisku yang telah keras menegang dari luar celana.
Dengan detak jantung yang tak karuan,
kuberanikan diri untuk membawa diriku lebih dekat lagi kearah Mama Sarah tidur. Hingga pada akhirnya aku mencoba sedikit keberuntunganku untuk mencium pipi ibu
mertuaku yang sedang terlelap nyenyak itu.
“CUUUPPP….” Kuhirup aroma pipi Mama Sarah
dalam-dalam, sambil mencoba mengetahui respon pada dirinya.
“Mama Sarah tak
bergerak... Ia tetap tertidur pulas…”
“CUUUPPP….” Kali ini bibirku mengecup bibir Ibu mertuaku, sambil
terus memperhatikan respon darinya.
“Ia masih tertidur...”
“CUUUPPP... Mmmmpppfffhhh...” Bertindak semakin
jauh, kali ini aku mulai memberanikan diri untuk mengecup bibir sambil
memasukkan lidahku.
Dan tetap saja, Mama Sarah tak merespon sama
sekali.
Mendadak, tubuhku bergetar. Walau Mama Sarah
masih dalam kondisi tertidur lelap dan tak membalas kecupanku, entah kenapa ketika aku mencium bibirnya aku
mendapat perasaan yang begitu emosional. Hatiku langsung berbunga-bunga. Seolah aku baru saja mengucapkan perasaan
cinta kepada wanita yang aku sayang.
Sekali lagi aku mencoba keberuntunganku lebih
jauh lagi. Kali
ini yang menjadi sasaranku adalah payudara besar ibu mertuaku.
Dengan tangan yang gemetaran, aku mencoba
untuk menyentuh gumpalan daging yang ada di depan dada Mama Sarah.
“Ooohhh… Tetek
ini lembut sekali...” Ujarku
kegirangan. “Pantes si bangke Markus demen banget nyaplokin
tetek Mama Sarah…”
Melihat respon tubuh Mama Sarah yang masih
saja tertidur lelap, aku menjadi semakin bersemangat. Aku menjadi seolah lupa daratan, kaRena tanpa
sadar, tanganku mulai meremas-remas payudara besar ibu mertuaku.
“Mama Sarah pasti dalam kondisi ‘DeepSleep’...”
Pikirku. KaRena walau berulang kali aku meremas kedua payudaranya, tubuhnya
sama sekali tak merespon.
“Kamu benar-benar terpuaskan ya mah…? Markus
pasti benar-benar ‘menghajarmu’ habis-habisan…”
Melihat Mama Sarah yang masih mendengkur halus kaRena tidur lelapnya, aku
ingin mencoba peruntungan lagi..
“Gimana ya rasanya memek Mama Sarah…?” tanya
pikiran gilaku.
Dengan NEKAT, aku mengalihkan semua
perhatiankuk ke arah selangkangan Mama Sarah. Dengan perlahan, aku mulai
berjongkok di samping tubuh telanjangnya dan mengamati celah kenikmatan ibu
mertuaku yang masih berkilauan
lendir kenikmatannya.
“Masa bodohlah… Kalo ketahuan ya sudah….” Pikirku habis akal.
Dengan jantung yang berdetak tak
karu-karuan, kuberanikan diri untuk
menjulurkan telapak tanganku kearah vagina Mama istriku itu.
“Wwwoooooowwww…. Hangat bangeeeet...” Itu satu-satunya hal yang bisa aku ceritakan dari
vagina gemuk milik ibu mertuaku itu.
Daging belah itu terlihat begitu menggembung
dan mengkilap. Dan
herannya, dari celah vagina Mama Sarah, sperma Markus tak henti-hentinya
merembes keluar.
Kudekatkan jemari tanganku yang belepotan cairan
vagina Mama Sarah, dan kuhirup aroma amisnya perlahan. Dan entah kenapa, ada dorongan dari dalam kepalaku untuk mencoba
merasakannya.
“Asin….” Ucapku dalam hati.
Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku, aku
pun tak mengerti mengapa aku bertingkah seperti itu. Yang jelas, saat itu aku
benar-benar ingin merasakan cairan vagina ibu mertuaku yang telah bercampur
dengan sperma selingkuhan istriku itu. Kujulurkan jemari tanganku ke arah vagina Mama Sarah lagi, mencoba mencolek cairan vagina Mama Sarah lebih banyak dari sebelumnya.
Kuturunkan celana kolorku dan kukeluarkan
batang penis kecilku yang sudah begitu tegang. Lalu dengan jemari yang masih berlumuran
cairan kenikmatan Mama Sarah, aku mulai mengoles-oleskan lendir itu kebatang
penisku. Dan begitu aku merasa penisku telah licin oleh cairan vagina Mama
Sarah, aku mulai mengocoknya perlahan.
Semakin lama, kocokan jemariku semakin
cepat. Semakin
cepat. Dan
semakin cepat.
“OOouugghhh…. Mama Rena …...”
Perlahan tapi pasti, rasa panas dari kantong
zakarku pun mulai terasa. Dadaku
berdetak semakin cepat, nafasku pun semakin menderu. Aku tahu, jika tak lama lagi orgasmeku mulai
tiba. Aku terus mengocok batang
penisku sambil mengamati keseksian tubuh ibu mertuaku. Dan beberapa detik lagi, sensasi nikmat orgasmeku dapat segera kurasakan.
Namun, ketika sedang enak-enaknya mendaki
kenikmatan beronani, tiba-tiba terdengar teriakan lantang Sarah dari arah
dapur.
“AAAUUWWW….”
“PRAANNNGG...!!!”
Mendengar kegaduhan barusan, Mama Sarah
sepertinya sedikit merespon. Ia
sedikit menggeliat dan membuka matanya.
Melihat reaksi Mama Sarah, secepat kilat aku
langsung merebahkan tubuhku di sisi tempat tidur. Bersembunyi dibawah kolong tempat tidur. Berharap Mama Sarah tak bangun dari tidurnya.
“Kampreeettt…. “ Umpatku dalam hati. “Semoga
Mama nggak bangun… Semoga Mama nggak bangun…”
Dan benar, setelah aku menunggu beberapa lama,
suara dengakur halus ibu mertuaku kembali terdengar.
“Fiuhhh….” Legaku dalam hati. “Untung saja
Mama Rena nggak bangun dan melihatku berada dibawah sini...”
Buru-buru aku mengakhiri sesi onaniku dan
segera memasukkan kembali batang penisku yang sudah kembali lemas ke dalam
celana kolorku. KaRena kegaduhan barusan,
aku merasa birahiku sudah hilang dan nafsuku entah kemana. Semua rasa ingin terpuaskan itu
mendadak berubah menjadi perasaan was-was kaRena suara
teriakan Sarah.
Menginggalkan tubuh telanjang ibu mertuaku
yang tertidur lelap dibelakang sana bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Bak
kalah tender, perlu banyak sekali pengorbanan yang harus dilakukan. Pengorbanan keberuntunganlah satu-satunya hal
yang aku sayangkan.
Entah kenapa, ketika aku hendak mengetahui apa
yang sedang terjadi dilantai bawah rumah istriku, aku berjalan dengan
mengendap-endap. Menuruni satu persatu anak tangga dalam diam. Berusaha tak menimbulkan suara apapun, hingga
aku bisa mengetahui apa yang sedang dilakukan istriku tadi.
Dan begitu aku sampai di dapur tempat istriku
tadi berada bersama tamu-tamunya, aku mendapati sebuah pemandangan yang membuat
detak jantungku berhenti.
DEG…
Mendadak, kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang, dan nafasku berat.
Jantungku seperti berhenti berdetak dan lututku kehilangan tenaga. Tubuh lemas,
kakiku lunglai, sama sekali tak mampu menahan semua berat tubuhku. Sebelum
ambruk, buru-buru aku mencari kursi terdekat dari tempatku berdiri dan
menyandarkan tubuhku padanya.
Aku, dengan mata kepalaku sendiri, melihat istri tersayangku sedang
melakukan persetubuhan dengan kedua tukang service itu. Mereka berdua sedang menikmati kedua lubang
kenikmatan yang ada di tubuh seksi istriku.
Pak Jali dengan batang penis yang penuh dengan bentolan, sedang menusuki
vagina Sarah dari arah belakang. dan anaknya Randu, dengan penis bengkoknya sedang menyodoki mulut
Sarah dari arah depan.
Yup. Mereka sedang melakukan Threesome.
MiAW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar