Jumat, 13 Januari 2012 7 komentar

Anal Keduaku

Beberapa waktu lalu, aku sempat menulis artikel mengenai anal, yup “anal pertamaku”. Dan beberapa saat setelah aku tayangkan di blog, ternyata respon dari email yang masuk sungguh mencengangkan. Karena dari email yang masuk, banyak juga wanita yang turut menanyakan.

Benar-benar tak seperti yang aku bayangkan.

Banyak dari mereka yang begitu antusias menyimak dan menanyakan mengenai cara-cara melakukan seks anal yang aman dan nyaman. Banyak dari mereka yang penasaran akan kelanjutan dari artikel tersebut. Dan tak sedikit pula beberapa teman wanita yang mengajak untuk mempraktekkan secara langsung (yang mungkin ceritanya bakalaku share secepatnya).

Dan oke, sesuai dengan permintaan kalian semua, kali ini aku langsung tayangkan kelanjutan “anal pertamaku”
***

"Iiiyyyiiiieeeuuuwwwhhh...!" Mungkin itu yang kalian katakan saat pertama kali mendengar tentang anal seks. Kalian pasti membayangkan bagaimana mungkin sesuatu yang menyenangkan seperti seks dapat dilakukan di bagian yang paling menjijikkan, di lubang anus.

Well, bagi beberapa orang, anal seks merupakan salah satu variasi pilihan dalam melakukan seks. Cara melakukannya sama dengan ketika kalian melakukan seks yang regular, hanya saja di lubang yang lain.
Rabu, 11 Januari 2012 4 komentar

Bercinta dengan Pria Berpenis Besar? Siapa Takut...

“Hai mia... ML yuk, penisku 20 cm loooh..”
“Miaaa, pasti kamu bakal ketagihan dengan ukuran kontol saya, sebesar botol air mineral nih..”
“Gigolo Jakarta, 18 tahun, 18 cm, call : 0857 1818 1818. Hubungin gw ya mia...”

Apa sih maksud dari kalimat-kalimat diatas?

Kalimat diatas adalah EGO dan KEBANGGAN dari para lelaki.

Kalian boleh percaya atau tidak. Tak peduli di negara manapun, kalimat seperti itu akan selalu ada ketika kalian menanyakan mengenai ukuran organ ‘kaki tengah’ yang menempel di selangkangan kaum lelaki. Mereka selalu membanggakan ukuran penis mereka, bahkan terkadang, ada beberapa dari mereka sampai ‘membohongi’ diri mereka sendiri dengan berkata juga memiliki penis berukuran ekstra. Dengan tujuannya tak lain dan tak bukan adalah, supaya mereka tak mendapat malu karena ukuran penis mini mereka. Sesimple itu.
Selasa, 03 Januari 2012 3 komentar

Menikah itu Mudah

Menikah itu mudah, mempertahankan pernikahan itu susah.

Kenalan, ajak jalan, kencan dan pada akhirnya pacaran. Itu adalah proses standart tentang apa yang terjadi ketika kalian memulai suatu hubungan. Dan ketika kedua insan sudah memilih untuk saling serius dan ingin menjajaki tahapan yang lebih jauh lagi, maka, mereka pasti akan memutuskan untuk menikah.

Tak ada seorangpun yang bisa memprediksi, sebuah pernikahan akan berjalan ke arah yang baik atau buruk. Karena pernikahan didasari oleh banyak faktor yang saling terkait. Seperti pendidikan, emosi, pola pikir dan kedewasaan.

Sukses tidaknya sebuah pernikahan juga tergantung dari kedua insan yang menjalaninya. Ibarat berjalan kaki, kita tak akan bisa berjalan jika kita hanya punya satu kaki, karena ketika berjalan kaki, kita membutuhkan sepasang kaki yang kuat agar bisa berjalan.

Dan dalam hal ini, pernikahan dianalogikan dengan tubuh, dan insan yang menjalani pernikahan dianalogikan dengan kaki. Mereka berdua harus saling menopang.
Senin, 02 Januari 2012 5 komentar

Giliran si Inem

Nyonya Besar curiga sama si Inem pembantu wanita barunya yang bahenol ada ‘main’ dengan suaminya, si Tuan Besar. Karena setiap kali suaminya bilang mau pergi bisnis ke luar kota, malam harinya si Nyonya Besar merasa ada seseorang di kamar si Inem.

Oleh karena itu, ketika suatu hari Tuan Besar bilang mau keluar kota, malam harinya si Nyonya Besar berkata ke Inem,

"Inem, malam ini ibu mau kamu tidur tidur di sofa.." Perintah Nyonya Besar
“Loh...kenapa? Khan Inem punya kamar tidur Bu..?” Tanya si Inem.
“Ibu mau tidur di kamar kamu..” Jawab Nyonya Besar singkat.
Si Inem merajuk, "Wah.. Nggak mau ah Bu.. khan Ibu punya kamar tidur sendiri.."

"Sudah.. turutin saja perkataan Ibu.. Kamu jangan banyak tanya, nanti tak pecat..!” Tutup si Nyonya Besar dengan nada ketus. “Oiya Inem... kamu jangan bilang siapapun kalau mulai sekarang Ibu yang tidur di dalam kamar kamu...”

Mau tak mau, si Inem terpaksa menurut.


 
;