Selasa, 27 September 2011 0 komentar

Bosannya Belajar




Ngantuk. Itulah yang saat ini aku dan beberapa temanku rasakan pagi ini. Bukan karena jadwal kuliah pagi yang masih deket dengan jam tidur mahasiswanya, melainkan karena materi yang dibawakan oleh tenaga pengajarnya.

Belajar, memang aktifitas yang sangat membosankan dan melelahkan. Terlebih lagi jika dosen/guru/mentornya (maaf) bertampang culun, ga bersih, kusem, kumel, dan lagi ga mengerti akan materi yang dibawakan. Sumpah, terkadang aku pengen dapet guyuran aer seember, atow siraman sperma segayung. Karena mia pikir, hal itu hanya buang-buang waktu saja.

Coba bayangkan, mata pelajaran kuliahnya sudah susah, lalu pengajarnya galak dan kurang mengusai materi. atow  pengajarnya kurang mengerti cara memberikan pengajaran yang bagus. 


Gimana siswa-siswinya bisa ngerti? Siswa-siswinya keburu jiper duluan melihat pengajar mereka.

Melihat hal seperti ini, mia jadi inget beberapa tahun lalu. Ketika mia sedang duduk di bangku SMA. Ada dua orang guru yang aku anggap sukses mengajarkan para muridnya dengan baik. Yah walaupun aku bukan siswa terpandai se-sekolahan, tapi paling nggak aku mengerti dan faham akan mata pelajaran yang dia berikan. Bahkan hal ini bukan terjadi hanya pada aku seorang, murid-murid lainnya pun merasakan hal yang hampir sama.
0 komentar

Lemas 1 | Diare

Ini kali kelimanya aku buang aer dalam satu hari ini.

Entah apa yang membuat perutku terserang oleh kondisi yang tak bersahabat seperti ini. Lemas dan tak bertenaga.

Sejenak aku berpikir. Apa yang menyebabkan tubuhku mencret/diare berkepanjangan seperti ini.
1 komentar

Hargailah Pembantumu


ada kejadian seru ketika mia sedang makan siang di salah satu mall gede di daerah senayan.

mia makan bersama mantan mia, seorang cowo yang saat ini bekerja di daerah senayan juga.
mungkin karena deket dengan lokasi kerjanya, mia iseng nyamperin dia aja, sekalian minta traktir makan siang. :D

walaupun mia meminta janji dadakan, mantan mia tanpa merasa terpaksa, meluangkan sedikit waktunya tuk mentraktir mia. 

setelah beberapa saat memilih-milih tempat makan yang bakal menjadi tujuan makan, akhirnya lebih memilih makan di foodcourt. area makan yang menyediakan banyak pilihan makanan dengan harga yang relatif terjangkau. kami memilih meja makan diarea tengah-tengah foodcourt. mengambil satu meja yang berisikan 4 kursi dan mulai memesan makanan.

mie, iga dan sop buah, jadi menu pilihan makan siang mia. hmmm.. yummy...

tak beberapa lama, ketika kami mulai makan, datanglah segerombolan keluarga etnis tionghoa yang memilih meja makan dekat tempat mia dan mantan mia makan. 

RIWEUH, itulah gambaran pertama begitu mia melihat keunikan keluarga ini..
Senin, 26 September 2011 0 komentar

Kontrakan Birahi 3A | Percintaan Toilet Umum



“Bentar mas… adek mau beli pembalut dulu…” kataku ke mas Andri, suamiku.

“Pembalut? Loh bukannya kemaren kamu baru saja selesai mens…” tanyanya
“Iya mas… mungkin adek kecapekan jadi siklus mens adek agak kacau…” 

Mas Andri langsung memeluk tubuhku “Tuuhh….khaaaannnn… kamu sih terlalu memforsir tubuhmu…jadi sampai sakit gini…udah, besok mas carikan kamu pembantu buat ngurusin rumah” katanya sambil mengecup keningku.

“Ahh…nggak usah mas…adek masih bisa kok…masih kuat mengurus rumah…adek cuman butuh waktu buat menyesuaikan diri sebagai ibu rumah tangga”
“Tapi kalau kamu sampai sakit gini dek…mas nggak tega ngelihatnya”
“Udah ah…mas nggak perlu khawatir…adek pasti bisa”
“Yakin?”
“Iya mas…adek yakin…jangan anggep adek seperti anak kecil ahhh…adek khan sudah jadi wanita dewasa yang bisa mengurus dirinya dan suaminya dengan baek…”
“Hhhmmm…oke lah kalau itu mau kamu dek…” kembali mas Andri mengecup keningku.
“Udah ah mas…adek malu mas cium-ciumin mulu…banyak orang yang ngliatin tuh”
“Yeeeeeeee….kamu khan istriku dek, wanita pendamping hidupku, kenapa harus malu? Mereka cuman iri aja ngliat aku bisa mendapatkan istri bak bidadari sepertimu…hahahahaha…” kata mas Andri sambil diam-diam meremas pantat bulatku lalu tertawa lantang.

Mendengar suamiku tertawa lantang seperti itu membuatku sedikit merasa bersalah, tidak, merasa sangat bersalah. Aku telah mengkhianati sumpah pernikahan kami. Sumpah suci dihadapan penghulu, wali dan saksi. Ikrar setia sehidup semati ketika kami menikah terkesan hanya sebatas ucapan biasa. Bagiku, semua sumpah itu seolah hilang, sirna begitu saja ketika nafsu bersetubuhku dengan orang lain muncul.
Jumat, 23 September 2011 1 komentar

Memperkosa, diperkosa, dan pemerkosaan.



Entah kenapa, semenjak berita tentang pemerkosaan masal di angkot yang terjadi beberapa waktu lalu, topik pemerkosaan selalu saja menjadi hal hangat yang sering dibicarakan. (sebenernya jika membahas pemerkosaan sih tak perlu adanya kejadian pemicu, topik itu memang akan selalu hangat dibicarakan sejak dan sampai tahun kapanpun.

Orang tua, kerabat, sahabat sampai pasangan kita tak ada henti-hentinya memberikan berbagai macam nasehat, dan masukan pada kita, sebagai orang yang mereka cintai untuk lebih meningkatkan kewaspadaan agar hal-hal tersebut tak menimpa kita.

Memang sih, menurut mia, kejadian sial tuh tak ada yang bisa mengetahui, kapan dia bakal terjadi pada kita, namun tak ada salahnya jika kita bisa mengantisipasi semua kejadian buruk itu..
Selasa, 20 September 2011 0 komentar

pengen putus baik-baik, gampang kok..




pagi ini. sebenarnya hampir sama dengan pagi-pagi lainnya. pagi dimana langit masih berwarna biru kekuningan, mentari masih terbit dari timur, pagi dengan hawa sejuk jakarta, dan rasa kantuk yang masih mendera mata.

namun ada sedikit hal yang membedakan pagi ini dengan pagi-pagi lainnya. pagi ini aku terbangun dengan sedikit amnesia. 

kubuka mata perlahan, membiarkan sedikit cahaya kuning matahari menembus retina mataku. buram dan gelap. itu hal pertama yang mampu ditangkap otak dari terjemahan cahaya yang masuk kedalam mataku. 

"dimanakah aku berada saat ini? ini bukan kamar di rumahku... ini juga bukan kamar di appartmentku.... dimanakah diriku berada?" pertanyaan petama yang terlintas di otakku. 

segera aku mencoba tuk menegakkan punggungku, memundurkan pantat bulatku dan bersandar di kepala tempat tidur. 

selimut tebal yang semula menutup tubuh atasku langsung melorot begitu aku duduk bersandar tempat tidur. kurasakan hawa dingin tiba-tiba menerpa lengan dan payudaraku yang tak tertutup selembar pakaian apapun.
Sabtu, 17 September 2011 2 komentar

Kontrakan Birahi 2 | Suami Baruku..



“KEPLAK...KEPLAK……KEPLAK” hembusan angin pagi menggoda helai pakaian basah yang terjemur rapi di halaman belakang rumahku. Semerbak aroma bunga dari pewangi pakaian beterbangan terbawa angin keseluruh penjuru ruang. “PLUK…PLUK…PLUK” suara lembut tetesan air yang jatuh dari ujung mulut keran kedalam bak mandi.

“TENG…TENG…TENG”  dentang jam terdengar nyaring sebanyak sepuluh kali.

Hari ini, langit terlihat jauh lebih bening daripada biasanya, membuat matahari bersinar dengan teriknya. Beberapa awan kecil dengan malu-malu melayang lucu, ditemani layang-layang yang berjoget riang.

“Benar-benar pagi yang sempurna” Kulihat bayangan senyum bibirku terpantul dari peralatan masak yang tergantung rapi di dinding. Pandanganku menebus beningnya kaca nako jendela dapur. Kutatap bak cuci pecah yang bertengger manis di sudut dinding balakang rumahku, bersebelahan dengan 2 buah bak cuci baru berwarna merah tua. Senyumku semakin mengembang lebar jika mengingat kejadian konyol beberapa waktu lalu.

Kejadian dimana awal perkenalan, pertemanan, dan perselingkuhan dengan tetanggaku dimulai. Semua gara-gara bak cuci yang pecah. Entah kenapa akhir-akhir ini, hari terasa begitu cepat berlalu. Siang datang dengan tiba-tiba, dan tak lama kemudian, malam pun menampakkan keanggunannya. Semua hari seolah berlomba-lomba untuk mengabsenkan dirinya.

Kulihat kembali bayangan seksi diriku terpantul dari peralatan masak yang tergantung rapi di dinding. Kuputar-putar pinggangku, mencoba melihat kemolekan lekuk tubuhku sendiri.
“Ternyata badanku masih tampak sangat seksi” Batinku. “Nggak kalah lah dengan badan muda anak-anak SMA” kembali aku tersenyum.
0 komentar

Kontrakan Birahi 1 | Mas Mantoku..



“Dek, ayo buruan… sebelum aku kesiangan…” kata mas Andri, suamiku. Dia berdiri di samping meja makan yang telah bersih dari peralatan makan, sambil mengurut perlahan batang penisnya.
“Iya… aku datang…dasar tikus hutan ….” Candaku sambil tertawa.

Aku letakkan piring dan gelas kotor di dapur, lalu aku kembali kearah ruang makan. Aku lepas cd yang membungkus vaginaku dan aku lempar ke atas tumpukan cucian kotorku. Cd itu adalah cd terakhirku, karena semua cd yang aku miliki belum sempat aku cuci. Sekarang, satu-satunya baju yang masih menempel di tubuhku adalah daster batik berbelahan dada rendah yang menggantung sepanjang separuh pahaku.

Adalah suatu rutinitas, hampir setiap pagi aku harus melayani nafsu suamiku yang menggebu-gebu. Nafsu seks yang seolah-olah tak pernah ada habis-habisnya. Sepertinya, yang ada diotaknya ketika ada aku, hanyalah tentang seks…ngentot…make love…ngewe. Hanya itu saja. Aku, sebagai istrinya hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala saja melihat tingkat yang aku anggap lucu ini.

Aku mendekat, sambil menurunkan tali pundak daster miniku. Daster itu meluncur turun dengan cepat, dan langsung menampakkan kepolosan tubuh putihku. Putingku telah ereksi, dan vaginaku juga mulai basahr.
Dikecupnya kening, pipi, hidung, leher dan bibirku. Karena aku mudah sekali terbakar nafsu birahi, tak perlu menunggu terlalu lama untuk pemanasan. Langsung saja lidah kami bergulat. Tangan kiri mas Andri mulai memelintir dan meremas putting payudaraku, dan tangan kanannya merogoh vaginaku dari depan. Aku pun tak mau tinggal diam, aku raih batang penisnya yang sudah menegang dengan kedua tanganku dan aku kocok penis mas Andri, naik turun dengan cepat.
0 komentar

Hai There...


kicauan burung terdengar jelas diluar sana. hembusan angin pun terasa sejuk menerbangkan helaian rambutku. disini, aku terbaring, hanya ditemani oleh sebuah kotak ajaib yg berlayar, dan  secangkir es teh. mengetikkan kata demi kata, merangkai sebuah kalimat, alinea, dan narasi pendek. tentang MIA...

mungkin sekaranglah waktunya buat mia untuk mulai mencoba memberanikan diri, mengekspos semua yang ada di dalam otak dan pemikiran mia mengenai segala yang ada. unek-unek, celotehan tak jelas, share dari  temen, sampai masalah-masalah yang sering mia hadapi sehari-hari, bakal mia ulas habis disini.
 
;